Oleh : Yusuf Blegur
Pria dewasa minggir, eksekutif muda menyingkir, generasi milenial menghindar dan mangkir, mahasiwa dan pelajar mikir-mikir. Awas, Emak-Emak pejuang perubahan mau lewat, menerobos dan menggilas tembok-tembok angkuh rezim kekuasaan.
Emak-Emak telah menjadi entitas politik tersendiri sepanjang kiprah dua periode rezim Jokowi. Emak-Emak pejuang perubahan telah berjibaku sedemikian rupa dalam diskusi, rapat-rapat dan aksi di lapangan. Segala peluh dan kelelahan menyelimuti saban waktu. Mulai pagi, siang, malam hingga pagi ketemu pagi lagi. Senantiasa tercurahkan pikiran, tenaga dan biaya yang tak terhitung lagi demi mengobarkan perubahan. Inisiatif sendiri, merangkai gerakan dengan swadaya dan swakelola tanpa berharap dan bergantung pada siapapun. Tak ada donatur ataupun Bos besar yang membiayai gerakan, kiprah dalam kancah politik terus berlangsung. Emak-Emak pejuang perubahan gotong royong iuran dan kontribusi apapun secara kolektif. Konsumsi baik snack maupun hidangan berat untuk seluruh peserta aksi, kerap diadakan melalui potluck Emak-Emak.