Oleh : Isplesy

Kita memasuki Bulan Agustus, bulan keramat mungkin bagi kita bangsa Indonesia, suatu proses yang tidak mudah untuk mendapatkannya. Bangsa Indonesia harus menghadapi banyak kesulitan, seperti menghadapi tentara Jepang yang menduduki Indonesia selama Perang Dunia II.

Namun, dengan semangat perjuangan pada akhirnya jua menentukan harga diri kita, akhirnya Indonesia dapat menyatakan diri sebagai negara merdeka pada 17 Agustus 1945. Seperti halnya bagian wilayah Indonesia lainnya, Maluku menunjukkan semangat yang sama patriotismenya.

Kini nafas kemerdekaan di masyarakat Maluku menunjukkan semangat ke depan, walau mungkin ada yang menunjukkan perspektif berbeda-beda dalam pandangnya, dari sisi pembangunan konon kita katanya jauh tertinggal dari provinsi-provinsi yang lain, salah satu sebab mungkin konflik sosial kemarin yang mengoyak-nyoyakan rasa toleransi tinggi orang Maluku yang sekejap hilang. Kita (Maluku) ibarat memulai lagi dari nol, setelah konflik yang meluluh lantakkan fisik dan psikis rasa Basudara masyarakat. Atau juga kemunduran ini akibat salah kelola dari kita sendiri

Berbicara kemerdekaan, sejujurnya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, sejatinya Maluku mempunyai posisi yang unik kala itu. Di satu sisi, banyak pemuda dari wilayah ini yang menjadi tentara di KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger, Angkatan Bersenjata Belanda).

Stereotipe ini bahkan sering diidentikkan saat film-film zaman dahulu, prajurit bahkan pemimpin KNIL itu pasti diidentikkan dengan orang Ambon (Maluku), padahal faktanya dia yang paling sedikit di antara suku-suku di Indonesia yang mengabdi di KNIL. Bahkan konon, di masa-masa sebelumnya banyak juga warga Maluku yang menjadi tentara bayaran Belanda.

Namun di sisi lain, jangan dilupakan juga bahwa Maluku salah satu yang termasuk provinsi pertama dalam sejarah terbentuknya republik ini, bahkan tokoh-tokohnya ikut menyumbangkan gagasan yang krusial terhadap teks Pancasila. Tokoh-tokoh Maluku pun banyak yang berperan penting dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia, melalui tokoh-tokohnya, terutama Johanes Latoeharhary ikut mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan dan turut hadir pada saat perumusan Naskah Proklamasi.

Kegigihan masyarakat Maluku demi NKRI bisa dilihat seperti sepak terjang J Latuharhary yang bahkan mengoordinasi perjuangan Pemuda Maluku yang berada di luar Maluku. Pada 9 Oktober 1945, Latuharhary menyeru rakyat Ambon melalui pidatonya agar mereka berdiri di belakang Republik Indonesia dan berjuang bahu membahu untuk mempertahankan kemerdekaan (kompas.com 29/04/04).

Atau tokoh-tokoh pemuda lainnya seperti Ahmad Padang, M Sapija yang turut serta dalam peristiwa 10 Nopember Surabaya. Masih banyak juga andil pemuda Maluku pada masa awal kemerdekaan itu, dari Leimena, Siwabessy (Bapak atom Indonesia) dan masih banyak lagi.

Kiranya andil dan peran para pendahulu kita akan NKRI ini, bisa menjadi perhatian pemerintah pusat dan pelecut pemerintah daerah agar pembangunan Maluku dengan pengembangan wilayah yang merata dan berkeadilan dengan sarana dan prasarana yang berkualitas, yang berkelanjutan dan berkesinambungan, sehingga kita bisa keluar dari cap salah satu provinsi termiskin di Indonesia.
Advertisement

Tinggalkan Komentar