SEBAGAI generasi ’90an, saya tumbuh nonton serial Batman yang dibintangi Adam West yang aslinya rilis tahun 1960-an tapi baru diputar RCTI pada 1990-an. Buat bocah, tontonan itu seru. Penuh warna ceria dan setiap pukulan dan tendangan diberi bunyi berupa tulisan “KAPOW!”, “BAMM!” dan lainnya seperti di komik.
Tapi kemudian versi filmnya yang digawangi Tim Burton datang dengan interpretasi berbeda atas Batman. Sang satria kegelapan ini berbaju hitam alih-alih ungu ceria. Yang disorot adalah Batman yang aslinya Bruce Wayne adalah jutawan playboy yang punya trauma mendalam lantaran ayah& ibunya dibunuh di depan matanya ketika ia masih kecil. Film Batman yang gelap itu tampaknya menginspirasi Warner Bros saat mengembangkan serial animasinya di awal 1990-an. Di Indonesia serial animasi Batman tayang di SCTV saban Minggu pagi.
Buat ABG yang menyukai film kartun, Batman The Animated Series adalah tontonan segar. Saat itu, untuk pertama kalinya, saya sadar bahwa cerita kartun bukan sekadar konsumsi anak-anak. Tema yang berat, dalam, serta filosofis bisa juga lahir dari serial animasi superhero.
Dunia juga sepakat serial Batman versi Asam West yang norak dan Batman the Animated Series menjadi salah dua dari adaptasi Batman terbaik. Saya beruntung tumbuh menyaksikan keduanya di televisi ketika ABG.
Nah, untuk merayakannya saya mengumpulkan Batmobile dari berbagai versi Batman rilisan Hotwheels. Di antara beberapa koleksi saya, yang paling berharga Batmobile dari serial Batman versi Adam West dan Batmobile dari Batman the Animated Series. Demikian.