Puisi Slamet Widodo


Kulepas segala tentang.
Tak beda bayang.
Rasa melayang.
Mata pun memandang.

Hanya selayang pandang.
Jauh jangkau radang.
Besar teramat sayang.
Terjang badai menerjang.

Alam tenang.
Bumi senang.
Telaga bening menggenang.
Satwa riang.

Suara belantara nyanyian surga.
Selendang hijau Nawang bercanda.
Iklim mikro senikmat rasa bercinta.
Lebur manunggal garba rimba.

Raung Maung sakralkan gulita.
Notasi titi Kukuk Beluk syahdu berirama.
Kunangkunang hiasi malam kelana.
Keagungan Leuser setia menyangga.

Batang Toru nafas dunia.
Istana satwa langka.
Hutan tropis belantara rawa.
Sungai berdesis orangutan tertawa.

Wiracarita Ramayana kitab Jataka.
Suwarnabhumi tanah emas menggoda.
Kota purba kota emas Heranyapura.
Surga dunia begitu ada.

Nang ku kenangkenang.
Kesadaran batin tenang melayang.
Ning ku tantingtanting.
Hening cipta batin pun hening.
Nung ku renungrenung.
Hati bening ku dengar pikuk meraungraung.

Siklon Tropis Senyar tidak biasabiasa saja.
Dorong laju hidrometeorologi gempita membahana.
Banjir bandang pun datang tibatiba.
Tanah longsor melindih seribu bukit loglog rapi larut menerjang apa saja.

Jerit tangis menyayat merobek sukma.
Nurani terluka ada apa anak bangsa.
Seakan merasakan negara memikul beban karma.
Atas ulah segelintir durjana mati rasa merusak persada.

Sesal sakiti hati peka merasa.
Seandainya masa bisa ditawarnya.
Alihkan amuk kepada mereka.
Yang tega merusak memperkosa.

Kun fa Yakun fakta menjelma.
Terlanjur takdir bicara.
Terima apa adanya.
Seutas tali ikatkan kepada saudara kita.

Pray for Sumatra.
Sang Maha Cinta kan selalu menjaga.
Mengganti setelah memberi coba.
Terbaik di antara yang dicinta.

Kotagede, 03122025

Advertisement
Previous articlePercikan Topan Senyar
Next articlePUISI PUISI OKA SWASTIKA MAHENDRA

Tinggalkan Komentar