Surabaya, Kansnews.com – Pada Kamis, 11 Desember 2025 bertempat di Research Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) diadakan Seminar dan Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) yang bertemakan “Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi Baru.” Adapun tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut dapat melahirkan pokok-pokok pikiran baru sebagai rekomendasi untuk kebijakan Pemerintah dalam menciptakan bidang-bidang pembangunan ekonomi baru di Indonesia. Diharapkan dengan mengikutsertakan Perguruan Tinggi (PT) dalam mengkaji, menganalisa, dan merevisi kebijakan-kebijakan dari Pemerintah, dapat memperkuat strategi-strategi yang akan dilakukan oleh Pemerintah.
Bertindak sebagai Keynote Speaker adalah Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Dr. Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara beserta narasumber Prof. Ir. Raden Sjarief Widjaja, Ph.D (ITS); Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D (UGM); dan Agus Joko Susilo (Tabulampot Indonesia) menghadirkan moderator kegiatan adalah Prof Budisantoso Wirjodirdjo dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Hadir pula Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Dr. M. Baiquni, M.A pada sesi penyerahan simbolis Model G2R Tetrapreneur kepada Menteri Transmigrasi RI didampingi Ketua FDGBI dan Ketua Dewan Profesor ITS.

Acara dibuka dengan rangkaian sambutan oleh Prof Imam Robandi (Ketua Dewan Profesor ITS); Prof Abubakar Karim (Ketua FDGBI) dan arahan dari Rektor ITS, Prof Dr (HC) Ir. Bambang Pramujati. Pada sambutannya Bambang pemerataan pembangunan ekonomi Indonesia melalui transmigrasi menjadi salah satu kunci utama. Transmigrasi bukan hanya sekadar memindahkan penduduk, tetapi tentang membangun ekonomi dan peradaban baru, tuturnya. Saat ini ITS mendukung penuh adanya peran perguruan tinggi melalui program Transmigrasi Patriot. Dukungan tersebut dibuktikan dengan dikirimkannya 57 Tim Ekspedisi Patriot dari ITS ke 33 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia.
Hadir dalam acara tersebut sebagai Keynote Speaker adalah Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Dr. Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara. Menteri Iftitah menegaskan bahwa transmigrasi sangat sesuai bagi pembangunan Indonesia, “Transmigrasi sangat strategis karena melibatkan 3 elemen utama dalam setiap programnya yaitu pemberdayaan masyarakat; penguatan sumber daya setempat; dan kebijakan,” katanya.

Menurut Menteri Transmigrasi, membangun simpul-simpul pertumbuhan ekonomi baru di seluruh Indonesia melalui Transmigrasi 5.0. Beberapa hal yang menjadi catatan Menteri Transmigrasi antara lain (1) basis pertumbuhan itu adalah ketersediaan potensi agro-maritim setempat yang melimpah dan beragam untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi; (2) kemakmuran dibangun tidak hanya dengan komoditi, namun juga dengan trade and commerce untuk membentuk pasar dengan eksosistem keuangan bebas-riba, seperti membebaskan birokrasi dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; dan (3) transmigrasi sebagai investasi publik yang memiliki value for money dengan syarat birokrasi pemerintah yang kompeten & amanah, dan operator profesional & amanah.
Merespon diskusi pada sesi keynote speaker bersama peserta yang hadir, pemikiran penciptaan sumberdaya lokal yang cakap dan amanah, pasar yang terbuka dan adil, serta pasokan energi yang cukup akan melengkapi transmigrasi sebagai investasi publik yang efektif menjadi simpul pertumbuhan baru yang bermutu. Pertumbuhan yang positif akan meningkatkan kesejahteraan dan menekan kemiskinan beserta potensi perusakan lingkungan alam. Forum pula mencermati fenomena bencana ‘alam’ yang terjadi di Sumatra sebagai ‘warning’ atas kepekaan intelektual semua pihak terhadap kegagalan multi-aspek dan multi pihak bangsa untuk mencegah kejadian tersebut terjadi.
Acara dilanjutkan dengan paparan oleh dosen senior Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) di ITS, Prof. Ir. Raden Sjarief Widjaja, Ph.D. yang menyampaikan tentang “Pengembangan Pusat Ekonomi Baru melalui Perikanan Tuna di Morotai”. Paparan dilanjutkan oleh Agus Joko Susilo dari Tabulampot Indonesia yang menyampaikan tentang “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Desa Wisata”. Pada kesempatan tersebut, turut hadir pula Rika Fatimah PL, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Founder, Tenaga Ahli, dan Konseptor Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur yang juga merupakan dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Wakil Ketua Komite Teknis 03 -13 untuk SNI G2R Tetrapreneur yang menyampaikan paparannya dengan judul “Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur: Inovasi Ikonik Pergerakan Ekonomi Futuristik Asli Indonesia”.
Pada kesempatan tersebut, Rika Fatimah menyampaikan, “Indonesia have everything but nothing YET. Kekayaan alam yang melimpah, sumber manusia beserta budaya yang kaya belum menjadikan inovasi maupun ide kreatif anak bangsa mendunia atau ‘being global brand’ merujuk Brand Finance Global 500 2025 Report yang menempatkan Toyota sebagai Japan’s leading brand,”. Ujar Rika Fatimah.
“Indonesia Global Innovation Index (GII) 2024 menunjukkan posisi yang meningkat dari ke-61 menjadi ke-54 dunia,” imbuhnya.
Namun demikian pemerhatian pada aspek innovation output terjadi penurunan dari ke-63 turun menjadi ke-67…jika kita perhatikan detail index berikutnya menunjukkan bahwa dari 7 dimensi GII yaitu 2 dimensi konsumtif yaitu Market Sophistication & Instituions berada diatas rata-rata dunia (ke-54) yaitu pada posisi ke-35 & ke-40…sedangkan 5 dimensi GII lainnya yaitu dimensi produktif berada dibawah rata-rata dunia yaitu Creative Output (ke-66); Infrastructure (ke-67); Knowledge & Technology Output (ke-73); Business Sophisticated (ke-78); dan Human Capital & Research (ke-90)…kelima index terendah tersebut menunjukkan lemahnya ‘ekosistem’ inovasi di Indonesia…dan ketika kita berbicara tentang ‘penumbuhan ekonomi baru..maka ekosistem merupakan substansi dasar dan utama yang harus disediakan…’.
Rika dalam paparannya menyebutkan pula bahwa ekosistem ekonomi bangsa Indonesia sewajarnya dan ‘mewajarkan’ yaitu Ekonomi Pancasila sebagai dasar berkegiatan ekonominya masyarakat dan pemerintahnya. Salah satu ikhtiar pergerakan nasional adalah inovasi gotong royong dalam berekonomi Pancasila.
“Ekonomi yang berketuhanan bahwa agama bukan hanya dilibatkan sebagai ritual ibadah namun nyata dan wajar menjadi praktik keputusan-keputusan berbisnis dan berwirausaha; ekonomi berkemanusiaan. Menempatkan manusia sebagai ‘manusia’ yang bersatu, bermusyarah hingga terwujud ekonomi berkeadilan. Itulah esensi dari penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) G2R Tetrapreneur,” tandas Rika.
Salah satu usaha dalam menjaga konsistensi dan visioner G2R Tetrapreneur yang diharapkan dapat dikelola oleh pusat adalah melalui standarisasi G2R Tetrapreneur yang bergeraknya wirausaha asli Indonesia dengan proses bisnis berlandaskan Ekonomi Pancasila. Esensi dari SNI G2R Tetrapreneur adalah memberikan jaminan proses bisnis bergotong royong sehingga bukan hanya berkualitas pada aspek end product-nya namun hingga pada karakter manusia dan kelembagaannya.
Menurut Rika Fatimah, sama halnya dengan berbagai standardisasi yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO), Standardisasi G2R Tetrapreneur ini juga mengatur para pelaku usaha untuk dapat memproduksi produk-produk kualitas global, tanpa meninggalkan jati diri bangsa, yaitu gotong royong.
Sebagaimana standardisasi yang dikeluarkan oleh ISO, SNI G2R Tetrapreneur juga memiliki struktur atau tahapan-tahapan standardisasi yang jelas yang kedepannya pula diharapkan dapat masuk menjadi salah satu seri ISO dunia sehingga kewajaran berekonomi Pancasila akan menjadi praktik-praktik baik secara global.
Adanya SNI G2R Tetrapreneur ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pengoptimalisasian pembentukan standar tersendiri untuk pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Adapun inti dari SNI G2RT yaitu menjadikan G2RT sebagai standar nasional wirausaha asli Indonesia sekaligus menjadi single entity iconic global. Lebih lanjut, SNI G2RT ini akan terdiri dari beberapa seri yang pada setiap serinya mengatur pedoman pelaksanaan untuk setiap Tetra.
Rika Fatimah dalam uraiannya menunjukkan pula rekam jejak percepatan praktik-praktik baik (good practice) model G2R Tetrapreneur bukan hanya di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) namun telah meluas ke berbagai wilayah lainnya di Indonesia hanya dalam kurun waktu +/- 7 tahun. Hingga per tahun 2025 G2R Tetrapreneur di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah tersebar di 40 wilayah dan/atau desain model yaitu (1) binaan Pemda DIY yaitu 28 Perdesaan pada 4 Kabupaten (Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Sleman); 3 Perkotaan; (2) dan 2 G2R Tetrapreneur Mandiri atau desa yang bukan binaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) manapun; (3) serta 3 komunitas melalui binaan Kemenkop RI yaitu G2RT KmK4, BI KwCP DIY yaitu G2RT KmKWT1, KDSI FEB UGM dan Waskita yaitu G2RT KmRDSI; (4) juga 4 G2R Tetrapreneur ormas/lembaga masyarakat yaitu G2RT Muhammadiyah LP UMKM PWM DIY; G2RT MES DIY; G2RT PINBAS MUI DIY; dan G2RT PWMOI Kota Yogyakarta.
Selain G2R Tetrapreneur di wilayah DIY, model G2R Tetrapreneur juga mulai diadopsi oleh beberapa OPD pada tingkat daerah hingga provinsi antara lain oleh (1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang dengan G2RT Kawasan Dagang Aerotropolis (G2RT – KDA); (2) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kebumen dengan G2RT Kawasan Prioritas; (3) dan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Kabupaten Purworejo dengan G2RT Kawasan Sentra (G2RT – KS).
Adopsi model G2R Tetrapreneur di tingkat nasional oleh kementerian (K/L) juga dilakukan oleh (1) Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) melalui G2RT Perbatasan; (2) dan G2RT Kawasan Transmigrasi (G2RT – KT) oleh Kementerian Transmigrasi yang dilakukan di Kawasan Transmigrasi Muna, Sulawesi Tenggara atau G2RT – KT Muna, G2RT – KT Sumatera Barat, dan di Kawasan Transmigrasi Palolo, Sulawesi Tengah atau G2RT – KT Palolo. Terbaru, adopsi model G2R Tetrareneur untuk Kawasan Jalan Tol Trans Sumatera dan Kawasan Trasnmigrasi Telang yang juga dilakukan oleh Kementerian Transmigrasi.
Penelitan berbasis riset tindakan (action research) juga dilakukan bersama peneliti UGM di lintas bidang keilmuan seperti bersama Fakultas Ekonomika & Bisnis (FEB); Geografi; Teknologi Pangan; Pariwisata; Farmasi; Vokasi Teknik Sipil; Fisipol; Sekolah Paska Sarjana; dan lainnya. Rika dalam materi yang disiapkan menunjukkan bebrapa rekam jejak pengembangan desain model substansi sebagai acuan pusat ekonomi baru berbasis G2R Tetrapeneur yaitu (1) Pusat ekonomi ikonik G2R Tetrapreneur berbasis kawasan yaitu kawasan transmigrasi (G2RT – KT), kawasan jalan tol (G2RT – KT pada JTTS yaitu jalan trans tol sumatra), dan kawasan dagang aerotropolis (G2RT – KDA); (2) Pusat ekonomi ikonik G2R Tetrapreneur berbasis non-kawasan yaitu berbasis oragnisasi (G2RT [nama oraganisasi] seperti G2RT Muhammadiah untuk G2RT MU), berbasis karakter (G2RT for Hers yaitu (G2RT – KmfH); G2RT Komunitas Emas (G2RT – KmE); berbasis komunitas atau kemitraan (G2RT – KmK4 untuk komunitas kuliner; G2RT – KmKWT untk komunitas wanita tani; G2RT – KmRDSI untuk komunitas binaas RDSI FEB UM dan Waskita).











