Puisi Pril Huseno

Bendera putih ini, naik tinggi sudah
Diiringi derai air mata ibu, yang tetes matanya mengalir doa doa …
Inilah nak, segenggam merah putih yang boleh kita telan
Hatinya perih, menggenggam erat tangan Anak
Yang kelaparan dan dahaga berhari-hari

Bendera putih ini adalah luka…!!!
Di hati yang dihancurkan kepongahan
Di sekujur tubuh yang tercabik-cabik air jahanam
Buah kerakusan dan tamak
Terseret-seret arus kebohongan,
Dan darah, mengucur di jiwanya yang rebah

Bendera putih ini telah diukir dalam Sejarah
Orang orang dari sebuah negeri yang menyerah
Bukan karena takut dirinya lapar dan marah
Tapi karena tak sanggup terinjak injak khianat bedebah

Namaku Aceh…!!!
Tanoh Indatu para hulubalang dan ulama
Negeri yang empat kali dicabik oleh perang,
Negeri yang luluh lantak oleh dua kali murka alam
Tapi tetap setia merajut janji dan rencana

Dulu, ia adalah negeri yang berkuah darah
Kini, ia negeri yang berkubang air mata

Yogyakarta, 20 Desember 2025

Dibacakan pada acara Pengumulan Dana dan doa Bersama untuk Aceh dan Sumatera, oleh Komunitas Seniman-Budayawan Yogyakarta. Tanggal 20 Desember 2025 di Cangkir Coffee Yogyakarta.




Advertisement
Previous articleKopi Sanger Gayo dan Kesengsaraan Rakyat Aceh
Next articlePuisi Doa Untuk Sumatra

Tinggalkan Komentar