sajak AFNAN MALAY

kedai kopi bersandar
tersudut kota, melingkar

dari lantai dua mata nanar melongok ke luar jendela
kopi hitam pengiring bakpao kecil kudapan tionghoa
aroma pahit terhirup uapnya bergantian bau amis parit
di bawah terbayang buruh-buruh pabrik gula dijepit
kuasa tuan-tuan belanda

lagu-lagu mandarin terdengar mengalun lara
menyalin peristiwa. kelam mengaliri parit-parit hitam
mengangkut mayat bertumpuk-tumpuk. harapan lapuk
menjelma busuk bangkai, ke muara angke raga terkulai
ribuan terpaku direnggut serdadu

di manakah, dulu
buruh-buruh pabrik gula itu
mereguk kopi menukar lelah
pahit menyelami lidah
terpuruk rebah
diamuk penjajah

Jakarta, Juni 2024

Advertisement

Tinggalkan Komentar