Puisi Arief Joko Wicaksono TR.
Siapa yang memberi tahu tak perlu aku sebutkan
cukup batin dan mulutku yang mengucap lirih
komat-kamit tanpa ikut riuh hanyut gelegar suara
vibrasi mikropon di tengah pagebluk hujan umpatan
yang membasahi baju ragam perbedaan kita
Menggigil sukma menekuri arus perubahan
kahanan. Bulu-bulu roma berdiri, bersitegang
merasakan hingar umbaran yang semula primpen tersimpan
jebol penyangga hati tanpa fundamen bendungan
merobohkan segala bah tata majas bangunan fatsun
yang tegak sejak berkurun-kurun tahun merimbun
di bumi loh jinawi yang kini udara terasa sangar bergurun
Pasir-pasir runcing berkerikil kata berhamburan
melukai sengkarut sesak cuaca limbah pernafasan kita
menjurai badai penuh amuk mara bahaya
ungkit mengungkit saling berjangkit prasangka
setara demit menebar biang kerok penyakit akut dada
aku menepi dari kuntit, sebelum mohon pamit
Siapa yang memberi tahu tak perlu aku sebutkan
karena hati mituhu janji azali dahulu.
Kalbu kembali setia belajar berguru
pada rona yang berwajah tak berdebu dari segala daya
hal hil yang cuma karnaval lipu meliput.
Arief Joko Wicaksono TR,
Desa Ragajaya, Kab. Bogor, 2025.
Advertisement