tiba-tiba nasi padang merazia
lidah banyak orang. bertanya dendeng
batokok di mulut yang mengunyahnya
kamu kemarin makan dimana
nasi yang dikunyah terperangah
berhenti di bagian gigi sebelah dalam
di atas lidah panjang bergelimpangan
sisa bumbu rendang
masih tersis
“baunya bukan buatan anak rantau
yang berserak tumbuh di tanah-tanah
kalian, bertarung pijakan.”
menghindari razia itu, ke rumah makan
tak berlisensi aku singgah mengasah lidah
“jangan sampai mulutku dipenuhi bumbu-
bumbu ladang menemui lengang.”
di kedai sebelah menghentak lagu
Falling in Reverse melantunkan
voices in my head mengaliri
kepalaku tersumbat
gadis Minang
mengalun rindu
pulanglah uda
dunia kecilku
terbakar
nyanyian kedai sebelah
berlanjut, rendang gigitanku
berhenti di gigi yang goyah:
wacht the world burn
Jakarta,
November
2024