Oleh : Kang Iswanto

Yang teramat sulit itu melihat diri sebagai cermin. Bila melihat buruk pada orang lain, sesungguhnya itulah kenyataan diri kita. Tatkala ia memaki dan mencaci keburukan itu, pada hakekatnya adalah mencaci maki diri sendiri. Bila ia mengutuk perbuatan itu, sesungguhnya yang pertama kali dikutuknya adalah dirinya sendiri.

Orang Arif billah, ketika mengalami hal yang demikian itu, seraya memohon ampun kepada Allah. Berdoa agar sifat buruk yang lengket melekat di hati dikeluarkan oleh Allah. Pada tataran teknis, ia memaafkan dan berdo’a untuk kebaikan orang yang berlaku buruk itu. Dengan begitu, hatinya akan lapang, terbebas dari keburukan itu. Inilah kenyataan daripada membersihkan hati dari kotoran yang melekat.

Bila hati sudah bersih dan kosong, itu artinya ia telah menjaga hatinya. Inilah yang disebut dengan “wukuf qolbi”, yang kemudian disyariatkan menjadi “wukuf di arafah” sebagai salah satu rukun haji. Bila telah demikian, maka Allah akan menaikkan derajatnya menjadi “orang mukmin” yang benar. Yaitu di hatinya hanya Allah yang ada. Qolbu mukmin baitullah, hatinya orang mukmin itu adalah rumah Allah.

Orang Mukmin adalah orang yang telah diberi kemampuan oleh Allah untuk bertemu dengan Allah dan Rasul-Nya di dalam qolbu atau hatinya. Yang ditunggu hanyalah apa yang terbit dari qolbunya, itulah perintah Allah dan Rasul bagi dirinya. Hanya yang terbit dari qolbu itulah kebenaran baginya. Al-haqqu min robbika, kebenaran itu datangnya daripada Robb. Selebihnya, ia hanya main-main saja di dunia ini. Karena yang dianggap serius hanyalah yang datang dari qolbunya.

Bila kalam itu untuk disampaikan kepada sesamanya, sebagai kabar gembira atau peringatan, maka ia akan menyampaikannya sebagai amal. Orang menamainya itu ‘dakwah’. Itulah “jihad fi sabilillah”. Maka tidak ada istilah kalah baginya. Yang ada adalah kemenangan. Inilah seruan yang digunakan dalam salah satu kalimat pada adzan, yaitu hayya ‘alal falakh, mari menuju kemenangan. Jadinya dia adalah orang-orang “syahid”, yaitu orang yang menyaksikan dan bersaksi bahwa “Tiada tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah”.
Advertisement

Tinggalkan Komentar