Ulasan : Red.

Akhirnya Garuda Muda ditundukkan oleh Tim Serigala Putih Uzbekistan 2 – 0.

Tapi jangan dulu sedih, target 8 besar terlampaui sudah. Boleh kalah, tapi peluang ke olimpiade Paris nanti belum tertutup. Kita masih bisa melenggang ke olimpiade jika bisa menang dari Jepang atau Irak, yang juga berlaga malam ini (29/04/2024). Alias menjadi Juara ke 3.

Tim bola Uzbekistan, harus diakui memang luarbiasa. Meski kita harus mengutuk keputusan wasit yang menganulir gol Muhammad Ferrari di menit ke 61. Gol cantik itu harus dibatalkan gara-gara wasit melihat VAR, dan Ramadhan Sananta dianggap offside. Sedikit banyak, pembatalan gol itu merusak mental bertanding.

Garuda Muda sendiri sudah bermain luarbiasa gigih, namun tak mampu melepaskan tekanan demi tekanan Uzbekistan. Tim Serigala Putih sangat menguasai permainan. Statistik laga menunjukkan bola lebih banyak dimainkan oleh pemain Uzbek. Belum lagi pressing ketat ke setiap pemain kita yang memegang bola. Juga, longpass-longpass Uzbekistan terhitung luarbiasa, khas permainan bola Eropa. Oleh karena itulah, Garuda Muda sulit mengembangkan permainan, karena bola pasti bisa direbut pemain lawan setelah terkena pressing ketat.

Taktik pressing Uzbekistan, mengingatkan kita pada strategi pressing ketat ke lawan yang dimainkan tim Panzer Jerman, dulu ketika menjuarai Piala Dunia.

Uzbekistan memang pantas melaju ke final. Tim yang tidak pernah kebobolan selama laga Piala Asia U-23 itu, diawaki oleh para pemain yang meski rata-rata pendek, tapi bertubuh kekar. Amat menguntungkan ketika harus melakukan pressing ke lawan dan beradu “body”.

Shin Tae-Yong (STY) harus mengevaluasi strategi bermain, kelak ketika melawan Irak atau Jepang, terutama bagaimana bisa melepaskan diri dari tekanan lawan yang melakukan pressing-pressing ketat.

Garuda Muda, peluangmu masih ada, letupkan kembali semangat juang untuk menjadi Juara ke 3, jika bisa menaklukkan Irak atau Samurai Biru Jepang. (p17)


Kans Jawara

Tinggalkan Komentar