Yogyakarta, Kansnews.com – Inisiasi keilmuan bekerjasama dengan 3 negara yaitu Jepang, Malaysia, dan Indonesia terselenggara dalam berbagai bentuk seperti pengadaan workshop internasional dan penulisan bersama (co-authorship). Kerjasama tersebut dimulai pada bulan Maret 2025 hingga Mei 2025. Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D, selaku Founder, Konseptor, dan Tenaga Ahli Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur serta dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pula merupakan Ketua Departemen Industri Halal MES DIY, berkesempatan untuk memaparkan karya ilmiah G2R Tetrapreneur pada forum internasional yang diselenggarakan pada bulan Maret 2025 oleh Asia-Japan Research Institute (AJI) Ritsumeikan University dan Grants-in-Aid for Scientific Research (KAKENHI). Acara yang mengusung tema “Strengthening Accountability in Islamic Economic Systems: with Special Emphasis on Trust-Building and Halal Standards” ini dilaksanakan secara daring (online) dan menghadirkan para pakar dari Jepang, Malaysia, dan Indonesia.
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut antara lain Prof. Sahulah Abd. Mutalib dari Institut Islam Hadhari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) yang memaparkan tentang Malaysia’s National Standards and Halal Certification: Achievements and Future Directions; Dr. Mari Adachi dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) dan Ibu Yuni Yulia Farikha dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ihsanul Fikri yang memaparkan tentang Strengthening Faith Through Sacrifice: Motivation Factors of Quarban Case Study Batur, Banjarnegara, Central Java, Indonesia; Dr. Shin Yasuda dari Department of Tourism Policy, Faculty of Regional Policy, Takasaki City University of Economics yang memaparkan tentang Halal Tourism 2.0 in Japan: The New Wave of Trust-Building and Accountability in the Halal Economy in a Non-Muslim Country; Dr. Amar Khashan dari Ritsumeikan Asia-Japan Research Organization, Ritsumeikan University; dan Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D yang memaparkan tentang Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur on Halal: Iconic People Movement on New Entrepreneurship Development’s Standardization to Support Halal Economy. Workshop dipandu oleh Dr. Muhammad Hakimi Mohd. Shafii dari Research Center for Islamic Economics, and Finance, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).
Pada kesempatan tersebut, Rika Fatimah menyampaikan bahwa kekayaan tanah air melalui keberagaman potensi baik sumberdaya alam beserta manusia dan budaya sosialnya di Indonesia menjadikan Indonesia have everything but nothing! Hal tersebut semakin nyata ketika setelah sekian lamanya bangsa ini merdeka namun belum membudayanya inovasi-inovasi anak bangsa yang mendunia apalagi ikonik. Kesatuan yang menimbulkan keterikatan hubungan merupakan sesuatu yang hanya dicapai melalui perjalanan proses kebaruan dan bukan semata-mata hanya berorientasikan hasil. Abai terhadap pencapaian-pencapaian sepanjang perjalanan tersebut pada hakikatnya meminggirkan ikonik itu sendiri. Semangat kebaruan merupakan semangat wirausaha yang melandasi berputarnya ekonomi suatu bangsa dalam kegiatan bisnisnya.
Peran penting dari seluruh stakeholder, tidak hanya Pemerintah Pusat namun hingga ke lapisan masyarakat dalam penciptaan ekosistem yang mendukung perkembangan wirausaha lokal untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan fasenya merupakan salah satu bentuk keadilan dalam ekonomi. “Pasar itu memang penting, tetapi yang lebih penting adalah menciptakan sebuah ekosistem yang berpihak terhadap wirausaha asli tanah air,” ungkap Rika Fatimah.
G2R Tetrapreneur sebagai model ekonomi asli Indonesia lebih menekankan kepada ekosistem ekonomi yang sesuai dengan kemampuan para produsen produk lokal Indonesia. Ekosistem ini melindungi para pelaku usaha yang belum dapat bersaing dengan pasar dengan kapital (modal) besar. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada 2024 lalu telah terbentuk Komite Teknis (KT) 03-13 Manajemen Ekonomi Kolaboratif dengan tugas utama adalah penyusunan SNI G2R Tetrapreneur. Adanya SNI G2R Tetrapreneur, maka pelaku usaha dapat mengukur dan/atau menghitung tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses bisnis dan berkewirausahaan.
G2R Tetrapreneur mengutamakan konsep rezeki, yaitu semua rezeki telah diatur oleh Allah SWT sesuai dengan waktu dan porsinya. Keyakinan tersebut akan membuat para pelaku usaha untuk lebih ikhlas, sehingga yang dikejar adalah rezeki, bukan omset atau keuntungan, dan membentuk ketangguhan berwirausaha secara berkelanjutan. Konsep rezeki yang merupakan sebuah nilai keyakinan (spiritual values) menjadi suatu keunikan tersendiri dari Model G2R Tetrapreneur. “…dalam berkegiatan ekonomi…terkadang variasi dalam masyarakat tidak semata berkontribusi dalam bentuk uang, namun hanya memiliki waktu, atau ide, bahkan tenaga yang diberikan sebagai salah satu bentuk kontribusi mereka, dan itu sama sekali tidak masalah, itulah gotong royong,” tutur Rika Fatimah.
Pada workshop tersebut, ekosistem yang terbentuk diarahkan dalam payung Kawasan Halal. Hal tersebut sejalan dengan cetak biru (blueprint) Ekonomi dan Keuangan Syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai panduan internal Bank Indonesia maupun dengan pihak eksternal dalam pengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Cetak biru diharapkan berdampak positif bagi penguatan stabilitas moneter, sistem keuangan, dan kesejahteraan masyarakat secara umum dan sejalan dengan Master Plan Industri Halal Indonesia 2023 – 2029 yang bertujuan Menjadikan Indonesia sebagai Pusat Industri Halal Dunia.
Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, diharapkan dapat mengembangakan Halal Life Style pada pribadi-pribadi penggiat ekonominya hingga menjadi Pusat Halal Dunia melalui Pembangunan Ekosistem Halal dan Rantai Pasok Industri Halal nya. Global Gotong Royong Tetrapreneur Kawasan Halal (G2RT – KH) merupakan pendekatan inovasi visioner pada penciptaan wujudnya gotong royong sistem halal bukan hanya pada rantai pasokan, dari bahan mentah hingga produk akhir, namun juga pendetailan investasi kapasitas pembangunan sumber manusia adalah aset melalui standarisasi asli Indonesia SNI G2R Tetrapreneur sebagai penggerak kesadaran pengambilan keputusan berbagai pihak hulu – hilir pada kepatuhan standar halal.
Kepatuhan merupakan pembiasan yang diwajarkan. Pendekatan G2R Tetrapreneur pada Kawasan Halal (G2RT – KH) merupakan perubahan pola pikir (mindset) gotong royong yang merupakan warisan turun temurun dan biasa terjadi dalam lingkup sosial bermasyarakat kepada gotong royong pada spek ekonomi utamanya dalam ekonomi halal. Oleh karena itu, kekuatan resilience mindset pantang menyerah dan visioner kesuksesan tidak semestinya dihitung berdasarkan sesuatu yang berwujud (tangible) seperti indikator komersil finansial (omset, cash flow, dsb) maupun non-finansial (kepuasan pelanggan, layanan, berkah, dan sebagainya), namun lebih menekankan kepada ketakwaan dan keyakinan kepada Allah SWT yang memberikan rezeki halal dan thayyib (baik) melalui silaturahim kepercayaan (trust) pasar dan mengoptimalkan manfaat kebenaran serta kebaikan kehalalan produk. “… dengan banyaknya sistem, kapitalis, sosialis, dan lainnya yang berorientasi kepada uang, Global Gotong Royong mengembalikan konsep rezeki bahwa semua yang didapatkan tidak hanya terbatas kepada uang, namun juga berbagai kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT sehingga memunculkan keyakinan mutlak ketetapan Allah SWT dan semua adalah milik Allah SWT,” ungkap Rika Fatimah mengakhiri paparannya.