Saya tergelitik untuk membahas tentang Perjalanan Individuasi. Pada suatu diskusi dengan beberapa teman, kami membahas tentang tujuan hidup, tingkatan dalam perjalanan hidup dan level kesadaran.
Apabila kita mengumpamakan perjalanan hidup itu dengan angka, maka kami mengambil angka 1 sampai dengan 10 sebagai alat ukur. Angka 1 merupakan awal perjalanan dan juga mewakili tingkat kesadaran manusia yang paling rendah, sedangkan angka 10 mewakili tingkat akhir perjalanan dan tingkat kesadaran manusia yang paling tinggi.
Pada saat memikirkan sudah sampai di tahap manakah kita berada saat ini dan sudah di level kesadaran mana, jawaban kami sangat beragam. Namun kebanyakan dari kami mengambil kesimpulan bahwa seberapapun tinggi tingkat kesadaran atau seberapa jauh perjalanan yang telah kami tempuh, itu tidak menandakan bahwa kami akan selalu ada di posisi yang sama dan akan terus meningkat karena perjalanan hidup itu tidaklah bergerak secara linear, tetapi berbentuk spiral. Kadang kita bergerak maju, kadang kita ditarik mundur, kadang kita ada di posisi atas, kadang di bawah.
Buntje Harbunangin membahas tentang hal ini dalam bukunya, “Jung Cafe.” Menurut penulis yang mengutip kata-kata Carl Jung dalam bukunya, “Man and His Symbols,” seseorang menjadi utuh, terintegrasi, tenteram, tumbuh, dan bahagia apabila (sekali lagi apabila), ia menyelesaikan proses individuasi. Jung melihat proses individuasi sebagai proses realisasi diri, saat seseorang menemukan dan mengalami makna serta tujuan hidup yang sebenarnya. Ini baru bisa tercapai bila seseorang mampu membuat sintesis dan interaksi dari segala unsur yang berlawanan dalam dirinya.
Kesimpulannya, individuasi adalah proses mengintegrasikan semua yang berlawanan dalam diri agar dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling melengkapi satu sama lain.
Akan tetapi, adakah orang yang berhasil mencapai individuasi? Ternyata Jung sendiri berpandangan tak pernah ada orang yang selesai dengan proses individuasi, termasuk dirinya sendiri.
Individuasi adalah sebuah tujuan. Bukan mencapai tujuan itu yang penting (karena tidak mungkin) tetapi proses yang dijalani untuk mencapainya itulah yang bernilai tinggi. Individuasi adalah tujuan sepanjang kehidupan seseorang.
Menurut Buntje Harbunangin dalam bukunya “Jung Cafe” ini, proses menjalani individuasi bukan seperti orang menaiki tangga dan sampai pada puncaknya lalu tugas selesai. Memang saat menjalaninya, seseorang bisa mengalami perasaan sesaat seolah-olah ia telah terindividuasi dan hal ini sangat umum terjadi. Proses individuasi itu seperti menggambar mandala. Bermula dari titik tengah kemudian berputar meluas untuk kembali lagi ke tengah, meluas lagi dan seterusnya, proses individuasi juga seperti ini, berjalan melingkar dan berlangsung terus sampai kehidupan selesai.
Perjalanan individuasi setiap individu akan selalu berbeda. Apabila kita merasa bahwa level kesadaran kita sudah di angka 8 misalnya, bukan berarti bahwa kita jauh lebih hebat dan lebih segalanya dari teman-teman seperjalanan kita yang mungkin masih di level 5 karena bisa saja di suatu waktu, teman kita tersebut tiba-tiba mendapatkan pencerahan dan mendahului kita berada di level 9.
Karena segala sesuatu itu selalu berubah dan tidak ada yang tetap, selain perubahan itu sendiri.