Yogyakarta, Kansnews.com – JSM Morning Talk kembali menyapa dengan seri barunya tentang industri Halal di Indonesia pada Rabu (18/12/2024) di Yogyakarta.

JSM Morning Talk merupakan sebuah program dari Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) DIY yang berkolaborasi dengan berbagai kepakarannya di bidang masing – masing. Pada seri kali ini JSM Morning Talk bersama moderator Taufik Ridwan yang juga Ketua JSM DIY dan host oleh Nur Aisyah Haifani, S.T. (JSM DIY) yang merupakan koordinator program Industri Halal Berkembang (IH) 1,Departemen Industri Halal (DIH) MES DIY.

Pada JSM Morning Talk Sesi #153 menghadirkan Rika Fatimah PL, S.T., M.Sc., Ph.D selaku Founder, Tenaga Ahli, dan Konseptor Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur yang juga merupakan dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada sekaligus Ketua Departemen Industri Halal (DIH) dengan tema G2RT MES DIY: Inovasi Ikonik dalam Master Plan Industri Halal Indonesia.

Rika Fatimah menyampaikan bahwa Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur sebagai salah satu model ekonomi yang berasaskan Pancasila dapat bersinergi dalam pengembangan Industri Halal di Indonesia melalui para pelaku usaha. G2R Tetrapreneur yang memiliki konsep ketentuan rezeki diatur sesuai dengan ikhtiar yang diupayakan secara utuh dan komprehensif baik secara individu hingga kelembagaan dengan mengamalkan asas – asas Syariah dalam berbisnis dan berwirausaha. Visi dan dan misi model G2R Tetrapreneur yang menjunjung tinggi ketakziman kepada Allah SWT mengembalikan fitrah pemahaman praktik konsep rezeki dalam proses bisnis yang berwirausaha.

Misi Global Gotong Royong Tetrapreneur (G2RT) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) banyak beririsan, sehingga dengan sinergi dan kolaborasi diharapkan menghasilkan percepatan mewujudkan tujuan pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan dan mandiri. Lebih lanjut, Rika Fatimah menyampaikan bahwa pada 15 November 2024 bertempat di Komplek Kepatihan Danurejan Yogyakarta, G2R Tetrapreneur dan MES DIY telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk mempererat kerjasama kedua kelembagaan. Kerjasama tersebut meliputi Tetra 1 yaitu Pengembangan/Pendidikan/Pelatihan dan Pendampingan Sumber Manusia dan Kelembagaan Ekonomi Berjamaah; Tetra 2 yaitu Penguatan Jaringan Pasar Non-Kompetisi untuk Produk Unggulan (PU) dan Produk Gerakkan (PG) G2RT DIY dan/atau G2RT MES (binaan MES DIY); Tetra 3 yaitu Pengadaan Akses Pasar Kompetisi untuk PU dan PG G2RT DIY dan/atau G2RT MES (binaan MES DIY); dan Tetra 4 yaitu Pengadaan Akses Pasar Kebijakan untuk PU dan PG G2RT DIY dan/atau G2RT MES (binaan MES DIY).

Pada kesempatan itu, Rika Fatimah juga menyampaikan bahwa melalui Departemen Industri Halal merupakan salah satu alat syiar industri Halal di Indonesia yang berfokus kepada lapangan pekerjaan, produk Halal, (keuangan Syariah yang) tumbuh & berdaya saing, industri Halal dunia, ekspor (global), dan kewirausahaan. Hal tersebut sejalan dengan Master Plan Industri Halal Indonesia 2023 – 2029 yang bertujuan Menjadikan Indonesia sebagai Pusat Industri Halal Dunia. Pemetaan program kerja Departemen Industri Halal pada Master Plan Industri Halal Indonesia 2023 – 2029 antara lain Industri Halal Inti yang beririsan dengan Kebijakan & Regulasi dan (keuangan Syariah yang) Tumbuh & Berdaya Saing sesuai sedangkan Industri Halal Berkembang beririsan dengan (keuangan Syariah yang) Tumbuh & Berdaya Saing dan Industri Halal Dunia.

Lebih lanjut, Rika Fatimah menyampaikan bahwa Kolaborasi tersebut merupakan salah satu dari program DIH, yaitu Pusat Industri Halal dengan kegiatannya berupa G2RT MES: program HUB. Program DIH beserta kegiatannya antara lain Pusat Industri Halal; Industri Halal Inti 1 (IH Inti 1): Produk & Kegiatan Halal (Kawasan Halal/Juleha); Industri Halal Inti 2 (IH Inti 2): Kesehatan & Farmasi; Industri Halal Berkembang 1: Edukasi & Media Halal; dan terakhir terdapat program Industri Halal Berkembang 2: Fashion & Kosmetik.

G2R Tetrapreneur sebagai salah satu model ekonomi karya anak bangsa saat ini sedang berikhtiar untuk menjadi salah satu Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk model pemberdayaan melalui Komite Teknis (KT) 03-13 Manajemen Ekonomi Kolaboratif atau SNI G2R Tetrapreneur.

Sudah saatnya Indonesia merujuk kepada model ekonomi yang cocok untuk bangsa Indonesia, yang berpihak kepada keadilan dan berkearifan lokal serta menjadi inspirasi ekonomi global. Sebuah model yang mampu untuk menciptakan ekosistem berkeadilan sesuai dengan tahapan berwirausaha dan berbisnis masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia.

Advertisement

Tinggalkan Komentar