Pada Sabtu, ia menuntut malam minggu yang panjang.
Karena waktu yang lewat, tak didapatnya barang sekecup bunga merona
Sampai pada Minggu, tak ditemui jua harum mawar.
Ia mulai menengadah
Menatap langit, menahan amarah.
Hari telah begitu siang, pikirnya
Senin, kembali ia tenggelam dalam rencana rencana.
Hebat dahsyat megah.
Tapi tak sedikitpun tercium olehnya
Wangi bunga…
Selasa mengepungnya.
Deraan dunia, workaholic.
Menggila
Tapi lagi lagi tak bersua ia dengan aroma nirwana
Ada apa dengan dunia?
Rabu membelit, bak anaconda hendak menelan.
Bulat, dirinya yang telanjang.
Sialan, aku mau memaki siapa…
Tibalah Kamis, saat segala sesuatu segera diatur bereskan.
Malang, tak ada yang menemaninya menata meja…
Hingga Jumat menegurnya,
Mana duniamu yang tampan, Rickardo?
Tak sebatang hidungpun mengasapi batang otakmu dengan wewangian.
Lalu Ia tersungkur pada Sabtu.
Rebah ia, seonggok belati tergenggam,
Hendak menikam takdir yang datang…
Sedalam dalamnya…
Yogyakarta, 01 Oktober 2021