Oleh : Shamsi Ali Al-Kajangi
Saya menuliskan ini karena teringat sebuah cerita yang terjadi antara pelari marathon dari Kenya dan Spanyol dalam sebuah kompetisi marathon beberapa tahun lalu. Dalam kompetisi marathon itu, pelari Kenya Abel Mutai, berada di garis terdepan dan hampir dipastikan memenangkan marathon itu. Akan tetapi beberapa jarak dari garis finish Abel agak bingung dan menyangka jika dia telah sampai di garis finish. Dia pun berhenti.
Sementara itu di belakangnya pelari Spanyol, Ivan Fernandez, mengikutinya dengan cepat. Di saat dia melihat lawan larinya itu berhenti dia pun berteriak, berhenti dan mendekatinya. Diambilnya tangan dia dan diajak berlari bersama. Mendekati garis finish, Ivan sengaja lari lambat untuk memberikan kesempatan kepada Abel mencapai garis finish sebelum dirinya. Abel pun memenangkan marathon itu. Sementara Ivan harus puas di posisi kedua.
 yang ditransfer dari generasi ke generasi. Nilai apa yang kita ajarkan kepada anak-anak dan generasi kita dengan berbagai ketidak jujuran yang pertontonkan tanpa malu dan dengan muka tebal kepada masyarakat luas?</p>
<p>Kerakusan kepada dunia, termasuk kepada kekuasaan, menjadikan manusia kehilangan jatidiri dan nurani, buta dengan nilai kebenaran dan kejujuran. Dorongan ketamakan menjadikanya kehilangan rasa malu dan sensitifitas dalam mendemonstrasikan berbagai kebohongan, keculasan dan ketidak jujuran bahkan dengan berbagai rekayasa justifikasi yang dimanipulasi.</p>
<p>Sesungguhnya prilaku kebohongan dan ketidak jujuran bukan sekedar memalukan dan menjijikkan. Tapi menjadi racun yang mematikan nurani dan rasa kemanusiaan generasi bangsa. Bahwa dengan mempertontonkan berbagai penyelewengan, kecurangan dan kebohongan, yang kemudian dibungkus dengan berbagai pembenaran yang direkayasa, menjadikan bangsa dan generasi masa depan mewarisi prilaku buruk yang berkepanjangan.</p>
<p>Pada akhirnya jika ini dibiarkan berlanjut, bangsa itu akan menjadi bangsa yang bercirikan, berkarakter, bahkan beridentitas kebohongan, manipulasi dan prilaku culas. Bangsa yang akan tenggelam dalam jurang kehancurannya. Bangsa yang kerap melakukan berbagai rekayasa yang merusak, yang mengantar kepada kehancuran diri sendiri (self destruction). Namun secara terus menerus merasa benar dan mengaku melakukan kebaikan.</p>
<p>Prilaku seperti ini dalam bahasa Al-Qur’an menjadi bagian dari “kemunafikan” (al-Baqarah: 11-12).</p>
<p>Semoga Allah menjaga!</p>
<p>NYC Subway, 22 April 2024</p>
</div>
<footer>
<div class=)