Puisi MN Lapong
lampu tiba tiba mati,
gelap seisi kamar,
meteran pln,
teriak meooooonngg tanpa henti,,
ya begitulah,
hidup di negeri ini,
rasa prustrasi selalu tumbuh!
nasib diatur tetap kembang kempis,
sebab,
hidup hanya
kadang kadang…
kadang berpihak lebih,,
kadang sekedar cukup,
hidup sulit iya!
mati itu pasti!
hidup,,
waktu dulu kini dan esok,,
nasib sudah ditentukan,
sama saja!
tak ada bonus,
tak ada discount,
yang ada,,
bayar bayar bayar,,
mengemis,,
berharap,,
itu simpul yang selalu ada,,
dialam bawah sadar,,
mengemis nasib pada yang empunya,,
berharap adil pada kehidupan,,
seperti kucing peliharaan berharap pada tuannya,,
“mereka”,,
menghardikmu pemalas!
saat kesempatan,
p u n,
kamu tak punya,,
“mereka”,
menghardikmu Bodoh!
saat pikiranmu beku,
karena perutmu kosong,,
kepasrahan,,
adalah kemewahan satu2nya yang kamu bawa tidur,,
kelelahanmu,
adalah kesabaran yang terus diuji,,
hidup,
selalu tertinggal,
terseok seok,
nafas terengah engah,
memburu,
pada roda hidup yang terus berputar,,
pembangunan yang berkeadilan,
untuk semua,
hanya mitos,
m i s t i s,
yang diciptakan para dukun istana,,
di negeri kacau balau ini,
kerakusan adalah kemestian,
bagi para pembesar negara,
sedang para penjilat,
hidup,
sebagai obor mercusuar istana,
bisa hidup,
rela sekedarnya dari sampah kotoran istana,,
di negeri kacau balau,
moralitas hanya seakan akan,
intelektualitas hanya sekonyong konyong,
yang jadi ukuran,
adalah elektabilitas,,
di negeri kacau balau,
kebohongan sudah menjadi nafas kehidupan,,
sementara kepalsuan, adalah asesoris untuk eksis,,
institusi negara,
berlomba memoles diri,
yang penting korupsi jalan terus,
sesama maling akur bae lah,,
sebab aturan dan hukum,
hanya sebatas kertas,
yang takdirnya,
untuk dilanggar,,
sedang palu keadilan,
cukup menghukum yang lemah,,
Institusi kampus sama saja,
civitas akademica dikerangkeng,
cukup produksi gelar dan ijazah sa’ karebmu!
tak hirau palsu!
rektor hanya robot,
guru besar,
dosen jadi tamen,,
kampus jadi ternak kedunguan!,,
di negeri kacau balau ini,
kamu hanya jadi beban pembangunan,
sekali pun tanah semeter kamu tak punya,,
padahal nongol di tengah negeri,
yang maha luas,
dan maha kaya,,
di negeri kacau balau ini,
pembesar negeri tak mau tahu,,
kamu menumpang hidup,
atau menumpuk utang,
mereka tak peduli!
yang penting tukang surpay,
mampu memanipulasi elektabilitasnya,
dan partai bisa diajak transaksi,
tak peduli demokrasi,
tapi democracy adalah kemestian!
Dinegeri kacau balau ini,,
hidup cukup dipasrahkan,
takjub pada kegelapan,
berharap mimpi,
tiba waktunya sang fajar datang menerangi,
pengharapan pada sang fajar,
adalah harga dari kepengecutanmu sendiri,
keberanianmu,
telah diukur,
kamu hanya sekumpulan orang orang,
hobbynya pada sebatas permen manis,,
setelah itu lupa,
kemudian kamu mabuk dan,
tenggelam lagi,
pada rutinitas lingkaran kegelapan,
bangkit bergerak!
melawan penindasan!
hanya omon omong,
seperti kumpulan jokower,
hobby tereaakk,
hidup Jokowi !
merdeka masih mimpi !
mnl, pn, 4/4/2025
Advertisement