Oleh : Muhammad Chirzin*

• Kita akan merayakan hari Idul Fitri pasca pergantian Presiden Republik Indonesia dari Jokowi ke Prabowo. Semoga Allah swt membimbing para pemegang amanat di negeri ini.
• Allah swt mendidik kaum muslimin dengan puasa, agar mereka merdeka dari penjajahan hawa nafsu, dan menjadi orang-orang yang mulia. Sungguh orang yang paling mulia adalah yang paling bertakwa (QS Al-Hujurat/49:13).
• Ibadah puasa mengolah raga, mengolah jiwa, mengolah rasa, mencerahkan rohani, meningkatkan mutu aqidah, ibadah, dan mu’amalah.
• Puasa menyuburkan iman di dalam dada, mendorong giat bekerja; bergaul secara benar: tepo-seliro, santun, ikhlas, jujur, dan adil.
• Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul jika mengajak kamu kepada yang memberi kamu kehidupan, ketahuilah bahwa Allah berada antara manusia dan hatinya dan bahwa kepada-Nya kamu akan dihimpun kembali. (QS Al-Anfal/8:24)
• Dalam kehidupan ini banyak hal yang berpasangan dan banyak pula yang berlawanan. Siang dan malam, laki dan perempuan, langit dan bumi, daratan dan lautan; panas dan dingin, suka dan duka, sehat dan sakit, hidup dan mati, baik dan buruk, benar dan salah, haq dan batil, makruf dan mungkar.
• Sesuai dengan fitrah manusia, yang baik selalu dipuji, sedangkan yang buruk dan jahat selalu dicela.
• Hai manusia, Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sungguh, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa. Allah Maha Tahu, Maha Mengenal. (QS 49:13)
• Ciri umat yang terbaik ialah beramar makruf nahi mungkar, mengajak berbuat baik, dan melarang buatan buruk.
• Kamu adalah umat terbaik dilahirkan untuk segenap manusia, menyuruh orang berbuat makruf dan melarang perbuatan mungkar serta beriman kepada Allah… (QS Ali Imran/3:110).
• Allah memerintahkan berbuat adil, mengerjakan amal kebaikan, bermurah hati kepada kerabat, dan melarang melakukan perbuatan keji, mungkar dan kekejaman. Dia mengajarkan kepada kamu supaya menjadi peringatan bagimu (QS An-Nahl/16:90).
• Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh berbuat benar dan melarang perbuatan munkar. Mereka itulah orang yang beruntung (Ali Imran/3:104).
• Amar makruf nahi mungkar merupakan upaya memelihara fitrah, agar manusia selalu pada jalan kebaikan untuk menciptakan masyarakat ideal.
• Makruf dan mungkar menjamah segala lini kehidupan manusia, yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan, dan keamanan.
• Kemungkaran itu berupa kecurangan, penipuan, penyuapan, penyalahgunaan wewenang, jual-beli perkara, dan barang haram, maupun penegakan hukum secara tebang pilih karena interes tertentu.
• Janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan jangan membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain dengan berbuat dosa, padahal kamu tahu. (QS 2:188)
• Rasulullah saw bersabda, “Penyuap dan yang disuap di neraka.”
• Rasulullah saw juga bersabda “Hakim itu tiga golongan. Dua golongan di neraka, dan satu golongan di surga. Dua golongan pertama: (1) Hakim yang memutus perkara secara tidak benar, dan dia tahu itu tidak benar, maka tempatnya di neraka; (2) Hakim yang tidak tahu, lalu memutus perkara dan membinasakan manusia, maka dia di neraka; (3) Hakim yang memutus perkara dengan benar dan ia tahu itu benar, maka dia di surga.” (HR Imam Tirmidzi).
• Allah swt tidak akan mengubah kondisi suatu kaum, umat, bangsa, menjadi lebih baik, selama mereka tidak mengubah sikap mental dan pikiran yang menyebabkan kemunduran mereka.
• Sungguh, Allah tidak akan mengubah keadaan kaum sebelum mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. Jika Allah hendak menjatuhkan hukuman kepada suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan tak ada yang dapat melindungi selain Dia (Ar-Ra’du/13:11)
• Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang melihat kemungkaran, hendaklah mengubahnya dengan tangan; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak sanggup, maka dengan hati, dan itu adalah selemah-lemah iman.”
• Kemungkaran, sekecil apa pun, bila dibiarkan akan meluas dan merepotkan semua orang dalam masyarakat dan perlahan-lahan akan menghancurkan.
• Dampak kemungkaran tidak hanya akan dirasakan oleh para pelakunya, tetapi juga oleh anggota masyarakat lain.
• Jagalah dirimu dari bencana fitnah yang tidak hanya akan menimpa mereka yang jahat saja di antara kamu, dan Allah keras sekali dalam menjatuhkan hukuman (Al-Anfal/8:25).
• Rasulullah saw bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kamu sekalian melakukan amar makruf nahi mungkar, atau Allah akan segera menurunkan siksa, kemudian kalian berdoa kepada-Nya tetapi tidak dikabulkan.” (HR Tirmidzi)
• Rasulullah saw juga bersabda, “Sesungguhnya jika masyarakat melihat kezaliman dan tidak mencegah dengan tangannya, maka Allah akan segera menimpakan siksa massal kepada mereka.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
• Suatu bangsa ibarat kapal yang berlayar di lautan. Setiap penumpang bertanggung jawab atas keselamatan sampai tujuan. Jika ada penumpang yang melubangi dinding kapal, maka itu mengencam keselamatan semua, jika dicegah, selamatlah semua.
• Hal paling buruk yang menimpa umat adalah ketika suara kebenaran menjadi begitu rendah, sedangkan teriakan-teriakan kebatilan begitu tinggi mengajak kepada kerusakan, memerintahkan kemungkaran, dan mencegah dari kebaikan.
• Rasulullah saw bersabda, “Jihad paling utama ialah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim.” (HR Tirmidzi).
• Umat Islam tidak boleh pasif, menyerahkan segalanya kepada mereka yang menduduki jabatan sebagai pemimpin negara dan masyarakat.
• Dalam Indonesia yang berdemokrasi, setiap warga negara ikut bertanggung jawab atas perbaikan nasib bangsa.
• Dalam kondisi carut-marut negeri ini, kita niscaya tetap memiliki optimisme untuk perbaikan. Syaratnya, tidak lelah dan tidak lengah melakukan introspeksi dan perbaikan diri.
• Setiap warga negara Indonesia harus berpegang teguh dan menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, supaya tercapai cita-cita kemerdekaan, terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, aman, damai, sejahtera, dan bahagia.
• Demikianlah Kami jadikan sebagian orang yang jahat berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. (QS Al-An’am/6:129).
• Apabila manusia banyak melakukan kezaliman, Allah akan menjadikan bagi mereka pemimpin zalim yang mengajak kepada kejelekan. Sebaliknya, apabila mereka baik, shalih, dan istiqamah dalam ketaatan, niscaya Allah akan mengangkat bagi mereka para pemimpin yang adil dan baik.
• Ulama berkata, “Bagaimana kualitas kalian, begitulah kualitas pemimpin kalian.”
• Semua rakyat pasti berharap memiliki pemimpin yang bertaqwa, amanah, adil, berakhlak, berfisik prima, dan penyayang kepada rakyat.
• Jika kita benar-benar menginginkan Indonesia yang lebih baik, mari berusaha mengubah pribadi-pribadi kita menjadi lebih bertaqwa, dan lebih dekat dengan Allah swt.
• Asy-syahid Hasan Al-Banna berpesan, “Tegakkan daulah Islam di hati kalian, niscaya akan terwujud daulah Islam di bumi kalian.”
• Ya Allah, perbaikilah keadaan kami dan jadikanlah pemimpin-pemimpin kami bertaqwa, berilmu, dan berakhlak, serta penyayang kepada rakyat.

*Guru Besar UIN Yogyakarta

Foto : https://islamic-center.or.id/galeri-foto-idul-fitri-1445-h/


Advertisement

Tinggalkan Komentar