SAJAK AFNAN MALAY
air mata langit berjatuhan
di sepanjang malam. catatan kebaikan,
“basah tak berbekas lagi.”
lenyap, ditelan mulut lidah panjang
menjulur tajam, “ditebasnya ilalang
penggal leher sendiri.”
bintang-bintang pulang ke langit
terpuruk. bukan lagi percikan cahaya
pupus, “mengatup mulut celaka.”
penjaga langit malam
terdiam dibisikkan dingin,
“pelihara telinga.” sebab, banyak mulut
tak pantas
didengar
Jogja, 7/Des-24