puisi marlin dinamikanto

angin menyengat
buritan pagi yang dingin
di kecipak waktu yang bergerak
ke arah yang tak kita punya

di balik kilau cahaya bahari
Radja Ali Hadji berdzikir
di punggung pulau rimbun
berkaki rumah-rumah penduduk

percik gelombang lirih
sapa semesta yang luruh
tergerus abad. Bergerak liar
terkam gelombang

ada doa di sana. Semoga
Gurindam 12 tak tergilas
arus deras armada hantu
yang mengintai ribuan selat

Penyengat
bukan bangkai dikepung lalat
melainkan jutaan lebah
tak boleh jadi istana rebah

LAM, 26-29 September 2024
Advertisement

Tinggalkan Komentar