Wawancara Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D
Pengantar :
Founder konsep Global Gotong Royong Tetrapreneur (G2RT) yang juga pengajar FEB UGM Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D, amat surprise dengan keterbukaan pasar terhadap konsep G2RT di berbagai daerah Indonesia sepanjang 2024. Kansnews.com berkesempatan mewawancarai Rika Fatimah seusai menutup acara ‘’Evaluasi Global Gotong Royong Tetrapreneur (G2RT)’’ pada Senin (03/12/2024) di Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri sekira 70 pegiat G2RT beserta institusi pendukung lainnya. Berikut di bawah ini kutipan wawancaranya :
Kansnews.com : Memasuki akhir tahun 2024, kira-kira potret apa yang bisa diambil kesimpulan dari kinerja G2RT pada tahun ini?
Rika Fatimah : G2RT memang arahnya ke investasi human. Visi misinya membangun intelektual yang takzim, yang betul-betul merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta.
Ternyata dengan pendekatan teresebut, di mana konsep rezeki yang ihktiarnya memang dari manusia, tapi hasilnya tetap dari Allah, maka ternyata pada 2024 ini yang merupakan akumulasi dari tahun-tahun sebelumnya malah semakin meluas.
Tentu saja itu adalah satu pencapaian yang mestinya karena campur tangan Allah. Jadi keberhasilan bukan karena dana yang besar ataupun adanya backing orang kuat, tapi murni dari doa-doa para pegiat G2RT yang diakumulasi dan diijabahkan ke atas, lalu di jawab kontan oleh Allah. Hal itu terlihat dari G2RT yang tiba-tiba mencapai percepatan dan terbuka di berbagai wilayah.
Mulai dari Kota Tangerang, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Aceh, Purworejo dan banyak lagi. Kemarin baru saja dikontak, G2RT sudah akan dibuka di NTB. Di sana ada universitas negeri dengan Dr Nurdin yang akan menjadi lead di sana. Hal-hal seperti itulah, ditambah konsep G2RT yang akan menjadi standar nasional Indonesia (SNI G2RT). Jelas itu semua adalah campur tangan Sang Maha Kuasa.
Memang hal-hal tersebut tidaklah langsung berujud finansial, tapi ketika ke depan akan semakin meluas dan kuat, maka faktor income akan mengikuti ekosistem yang benar sehingga akan menjadi satu pencapaian sebagai bentuk nyata dari ekonomi Indonesia.
Pemda DIY pun sangat mendukung akan perkembangan bagus dari G2RT, diikuti oleh masyarakatnya, dan hal itu dilihat juga oleh masyarakat Indonesia, bahkan oleh warga global.
Kansnews.com : Tadi selintas ada bahasan tentang produksi yang belum optimal, kira-kira apa masalahnya?
Rika Fatimah : Ihwal produk yang belum optimal di G2RT, sebetulnya bukan pada optimalnya, tetapi ternyata pasar G2RT ini terlalu cepat terbuka!. Sehingga meski G2RT di masing-masing wilayah sudah siap, tetapi masih dalam bentuk ”apa adanya”.
Hal itu membuktikan bahwa dari rezeki yang sudah terbuka itu, tinggal kita lagi, apakah siap menyambutnya. Itulah yang disebutkan bahwa jika rezeki sudah dibuka oleh Allah, maka jika kita tidak bekerja keras menyambutnya, maka kita tidak akan berhasil.
Jadi memang tetap ada dua sisi. Satu sisi ikhtiar yang jalan terus, satu sisi lain tetap menggantungkan harap dan doa kepada Sang Khalik agar tetap membuka jalan rezeki.
Maka kita kemudian paham bahwa visioner keuangan telah ditembakkan dengan sedemikian halus ke depan. Jadi bukan G2RT nya yang ada masalah atau lainnya, tapi memang ketika satu rezeki yang dibuka tapi tidak diikuti dengan kapasitas yang mumpuni, maka tidak akan berjalan.
Contohnya, banyak UMKM protes bahwa pasarnya susah dan lain-lain. Tapi bagi G2RT malah ada anomali di mana pasarnya sudah ready tapi toh ternyata juga belum cukup bisa menyambutnya.
Hal itu menunjukkan bahwa ketika UMKM ingin betul-betul diberdayakan, maka satu ekosistem yang komprehensif mutlak harus dibangun. Misalnya dari sisi keuangan dan organisasi kemasyarakatan, harus sungguh-sungguh membantu sehingga UMKM betul-betul bisa mandiri. Jadi UMKM jangan dibiarkan jalan sendiri-sendiri. Itulah makanya konsep G2RT adalah Berlembaga.
Semua stakeholder harus turun tangan membantu, karena pasar yang dibuka adalah pasar konvensional yang memang perlu modal, profesionalitas, standarisasi. Tapi yang unik saat ini ketika produk belum sampai ke tahapan yang optimal, namun pasar telah dibuka. Hal itu sama sekali tidak bisa diprediksi, dan menurut saya itu bukan wilayah manusia, di mana begitu hebatnya konsep rezeki dan silaturahim. Maka ketika kita sudah bisa membuka kepercayaan orang, orang akan dengan senang hati membeli produk kita. Asal tetap menjaga amanah. (p17)