
Puisi MN Lapong*
Doa berlalu dalam sujud hamba,
Tetap saja,
Luka itu menganga dalam,
Meniduri hati,
Meniduri pikiran,
Semua kita,
Pilu jiwa ini,
Berontak murka,
Menghardik kita semua,
Menghardik wajah wajah istana,
Yang sekian puluh tahun,
Meniduri keserakahan,
Menghina bumi,
Menghianati kehidupan yang tumbuh di atasnya,
Sementara mereka berpesta,
Tak menyisakan sedikitpun,
Buat ibu pertiwi
yang mengemis,
Mengiba memohon belas kasihan,
He kemana kamu para jenderal?
Para kuasa negara?
Kuda troyamu,
Bersama keserakahan para Sesembahanmu,
Telah melindas berpuluh puluh tahun kehidupan bumi,
Aceh, Sumut, Sumbar,
Hanyalah sedikit dari kawasan anak negeri yang telah kau jarah,
Sambil tega menginjak,
Mengusir anak negeri,
Pemilik sah kehidupan,
Keserakahan mu atas tambang,
Keserakahanmu atas sawit,
Keserakahanmu atas kawasan properti,
Di seantero negeri,
Darat dan laut,
Selain mengoyak hutan menjadi gundul,
Juga mengoyak tubuh anak negeri,
berdarah darah dipentungin,
Oleh para aparat kacung Pao An Tui (保安隊),
Pun Yang mati sekarat ditembakin,
Tubuhnya robek tak berharga,
Di injak keserakahan,
Di mana para jenderal itu?
Di mana Para pejabat Abdi negara itu?
Para politis itu?
Para cerdik pandai dan para tokoh2 itu?
berdiri tegak kah melawan?
jika tidak,
Kamu hanya sekumpulan manipulator,
Dalam sejarah bangsa ini,
Duh Rakyatku!
sudah puluhan tahun sejak negeri ini merdeka,
Engkau hanya jadi korban penguasa,
dan tuan Sesembahan nya,
Sudah tak terhitung jiwa yang terkubur tanah, jutaan rakyat mati,
Yang terhitung,
pun yang terhapus oleh sejarah,
Rakyatku,
TakdirMu oleh mereka,
Sudah ditulis hanya dalam buaian derita,
Nasibmu,
Hidup sekedarnya saja,
Setelah itu mati,
Derita tiada akhir,
Keadilan sosial bagi seluruh penduduk anak negeri,
itu hanyalah bualan,
Jualan politik serakahnomic,
Untuk,
Sekedar atas nama konstitusi
He anak negeri!
Sudahlah!
Jika negeri tak berubah,
Dipenghujung waktumu,
Oleh prilaku mereka,
Hanya ada satu kata :
Lawan!
Negeri ini harus diselamatkan!
Narasi heroik,
Revolusi Kemerdekaan jilid 2,
Harus kita tuliskan kembali,
sebagai upaya,
Merebut kemerdekaan,
dari tangan penjajah bangsa sendiri!
MNL, 1 Desember 2025
*)MN Lapong, tokoh asli Makassar ini adalah aktivis buruh, Direktur LBH dan Research Center ForJIS, pendiri PPMI, dan sekarang domisili di Jakarta











