Oleh : Imam B Prasodjo
Seorang teman di WA Group mengirimkan kutipan kata kata Mark Twain ini. Terjemahannya kurang lebih begini: “Politik adalah satu satunya profesi di mana anda dapat berbohong, menipu, mencuri, [tetapi anda] masih dihormati”. Wah jangan-jangan bener juga ya ucapan Mark Twain. Kalau betul ucapan ini, jadi siapa bodoh dalam hal ini?
Saat ini nampaknya kita memasuki kembalinya jaman “politik menjadi panglima”. Setiap hari, di layar kaca, kita disuguhi wajah wajah politisi bicara ke sana kemari. Tentu tak semua politisi pembohong, penipu, pencuri, namun yang jelas, banyak dari mereka masih saja diundang memenuhi ruang publik, berbicara di televisi, menebar inkonsistensi. Khusus di Indonesia, apakah betul politisi pembohong, penipu dan pencuri masih dihormati? Semoga ucapan Mark Twain keliru.
Runtuhnya Peradaban di Negeriku
Begitu banyak irasionalitas dan dekadensi moral akibat eksperimen politikus, sampai manusia. Indonesia lupa hidup dalam satu negeri yang memiliki Pancasila sebagai dasar Indonesia merdeka. Lalu apa yang sebenarnya telah, sedang dan akan terjadi di negeri ini ?
Pandangan metafisika menyimpulkan ada yang salah pada manusia Indonesia dalam membangun peradaban bangsanya. Peradaban dibangun mengikuti kerakusan manusia mengeksploitasi bumi. Terjadilah peradaban satu arah, sebuah peradaban yang bergerak mengikuti arah jarum jam. Maka demi waktu, sesungguhnya manusia Indonesia dalam keadaan merugi, terjatuh dalam dosa dan sengsara. Segala macam irasionalitas dan kehancuran moral di bumi nusantara membuka tabir peradaban manusia Indonesia menuju matahari tenggelam. Manusia Indonesia mengingkari sunatullah, kegelapan di nusantara pun kian pekat.
Kehidupan mengajarkan kita apa pun yang dilakukan manusia dalam membangun peradaban hanya ekspose dari penderitaan spritualnya. Oleh karena itu peradaban yang dibangun sepanjang sejarah kemanusiaan adalah kutub negatif yang menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri. Kehidupan manusia adalah kegelapan yang diciptakan Tuhan untuk memantulkan cahaya keilahian
Tuhan menciptakan segala sesuatu bukan untuk melawan dirinya. Kegelapan dalam kehidupan diciptakan agar manusia mengenal Tuhan melalui pantulannya. Pantulan inilah yang membangun gerakan thawaf untuk memutar balik peradaban menuju kutub positif dan kita menamakannya gerakan tersebut perubahan. Dengan demikian perubahan adalah perangkat yang diberikan Tuhan agar manusia sampai pada kebaikan – kebaikan dalam kegelapan dunia
Tulisan ini hendak memberikan kabar : perubahan merupakan gerakan sunatullah yang mendorong peradaban Indonesia pada tingkat evolusi manusia dalam bentuk kesadaran spritual yang tersempurnakan. Bila kutub negatif peradaban yang selama ini dibangun melahirkan sikap hidup materialistik dengan ukurannya yang serba kuantitatif dan penguasaan alam sebagai tujuannya. Perubahan adalah loncatan spritual untuk melepaskan diri dari unsur materialistik menuju latar peradaban kebalikannya yaitu Memayu Hayuning Bhawana. Oleh karena itu peradaban baru yang akan diperjuangkan dalam gerakan ini bukanlah masyarakat dengan tingkat ekonomi yang mengagumkan, tetapi kesalehan sosial suatu masyarakat dgn hubungan antar manusia yang welas asih.
Bukankah setiap gelap malam akan bermuara pada fajar pengharapan esok pagi? Kita berharap gerakan perubahan mampu mendorong manusia Indonesia untuk hidup mengikuti sunatullah yang mampu mengeluarkan bangsa ini dari kegelapan. Kita berada dalam satu udara di tanah air yang sama, dengan sebuah generasi baru yang menciptakan peradabannya sendiri.