Sastrawan Politik
Pagi ini (Kamis, 5/7), penulis keluar untuk mencari sarapan, bersama istri dan anak-anak. Tentu saja, sambil menghirup udara segar di area puncak.
Kami menginap di lokasi yang sudah masuk wilayah Cianjur. Kami mengarahkan kendaraan, ke arah ‘Puncak Pass’ untuk menikmati pemandangan alam puncak sekaligus mencari sarapan.
Tiba-tiba, penulis melihat ada pedagang bubur ayam di pojok ‘Puncak Pass’. Segera, penulis mencari arah putar balik, menuju posisi tukang bubur ayam, dan parkir di depannya, berada di pojok area Puncak Pass.
Baru menghampiri, dan hendak memesan, ternyata Si Mamang pedagang bubur langsung menyapa:
“Pak, Bapak yang videonya ramai di Tik tok ya?” Ujarnya.
“Oh, nonton video saya ya,” tegas penulis mengkonfirmasi.
“Iya, ramai videonya di Tik tok,” jawabnya.
Segera penulis memesan bubur ayam. 5 mangkuk bubur ayam, dan ada 7 sate yang dihabiskan pasukan yang penulis bawa (anak-anak). Di sela-sela melayani pembeli, penulis menanyakan identitas si mamang pedagang bubur.
Dia bernama Aceng, punya anak namanya Rizki. Makanya, gerobak bubur ayamnya diberi nama ‘Bubur Ayam Rizki’.
Penulis juga menanyakan, video apa yang banyak ditonton. Katanya, video persidangan dan perlawanan para kasus ijazah palsu Jokowi.
Bubur Rizki ini rasanya sedap, terutama makin mantab dengan rasa khas sambelnya. Sate telor, ati, ampela, dan ususnya super lezat. Buburnya gurih dengan tekstur lembut, citarasa Cianjur, walau bukan bubur Cianjur.
Bagi pembaca yang kebetulan jalan atau plesir ke puncak, pagi hari pingin bubur, pas di area puncak pass, coba bisa mencicipi bubur Rizki ini. Dijamin, ga bakal kecewa.
Setelah selesai, penulis membayar tagihan. Harganya juga terjangkau, 5 bubur plus 7 sate, cuma 80 ribu. Sebenarnya, harusnya 81 ribu, karena harga sate per tusuk 3 Ribu, 7 tusuk totalnya 21 Ribu. Mungkin, karena tukang bubur penggemar penulis, jadi penulis mendapat diskon 1 ribu rupiah. Satenya cukup membayar 20 Ribu. Alhamdulillah.
Penulis, beberapa kali bertemu sejumlah orang yang tidak dikenal, mengaku tahu penulis dari video. Tak jarang, di antara mereka mengajak penulis makan. Seperti saat penulis istirahat di rest area tol Japek. Alhamdulilah, ternyata sikap penulis yang kontra pada kekuasaan yang zalim, melawan kesewenang-wenangan, justru banyak yang simpati.
Sambil pulang, penulis juga baru menyadari. TERNYATA, TIK TOK SUDAH SAMPAI PUNCAK. BUKTINYA, MANG ACENG PEDAGANG BUBUR AYAM RIZKI DI PUNCAK, KENAL PENULIS DAN MENGETAHUI PENULIS DARI TIK TOK.
Advertisement