SINGKAT
waktuku tidak lama, kau tahu?
dan kau hanya mempercepatnya,
tanpa menyisakan jejak barang
sejengkal saja. bukanlah sia sia,
apalagi sesuatu yang percuma.
hanya saja waktuku tidak lama.
2024
*
BUKIT BINTANG
: bersama en
semacam perayaan kecil kecilan
pada ketinggian dan ketanggungan
menjelang petang
membarengi pergantian
terang dan suram
siang dan malam
mentari dan rembulan
masa silam dan hari depan
semacam perayaan kecil kecilan
pada ketinggian dan ketanggungan
cerita cerita berpendar
dari kata menuju makna
dari rasa menuju entah
diikuti tutur lelampu urban
yang menyala perlahan
menyulut pertanyaan
: mau beranjak ke mana kita?
2024
DI MANA DAPURKU?
alamat rumahku telah berubah
beberapa tahun belakangan ini
halaman depanku telah berubah
meja kursi di teras pun menjelma
ruang tamu,
ruang keluarga,
kamar tidur,
kamar mandi,
tak lupa pekarangan belakang
beserta ayam & kelinci piaraan
oh, ya…
ruang makan juga
begitu asing di sini…
kau tahu?
asing yang begitu akrab bagiku
menjelma suka menyeruak duka
membubuhi cerita-cerita kita
tapi aku sendiri tak begitu yakin…
dengan kata ‘akrab’ yang kusematkan
terburu-buru sambil lalu
semacam daftar piket harian menyapu
dalam seminggu penuh
lalu, apa yang kumaksudkan dengan ‘rumahku’
yang alamatnya berubah beberapa tahun lalu?
sebentar, tunggu! aku lupa
aku telah kehilangan dapurku
2024
SIAPAKAH IA YANG BERANI BERTARUH ITU?
: alm. Ghoz TE
hei! siapakah ia yang berani bertaruh itu?
ia yang hati hati kau sematkan dalam larik larik sajak kau,
yang kau sebut-sebut kita; pejalan kaki itu.
mengapa kau cukup bersitegang dengan diri kau sendiri,
berusaha bawa serta ia pulang dalam perkabungan telanjang?
kini, sudahkah kau temukan sesuatu di tepian telaga itu?
sungguh kau tak ingin luka, bukan? aku yakin benar soal itu.
tapi kata kau,
setiap luka menggeluti siasat tanah moyang berantah.
dan kecemasan itu…
aku sendiri di sini
berdiri seolah tanpa keyakinan,
berusaha menafsir rasi-rasi bintang
ke dalam takdir yang panjang.
kau mengajak aku saksikan gagapnya pertarungan
antara jarak dan keterasingan. ayo taruhan, kata kau,
tak ada pahlawan besar lahir dari para pecundang.
aku tak benar-benar berani sanggupi taruhan itu.
lantas siapakah ia yang berani bertaruh dalam sajak kau?
yang kini juga aku.
2024
BIODATA SINGKAT
M. Khuluqul Karim. Lahir di Gresik, Jawa Timur. Sedang belajar berjalan di Teater Eska sembari menyelesaikan studi S1 di jurusan Aqidah & Filsafat Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beberapa puisinya termuat dalam buku kumpulan puisi “Bunga Waktu” (2023) dan antologi sastra “Kearifan Lokal, Kreativitas Sastra” (2024). Saat ini tengah mengerjakan manuskrip puisinya yang berjudul “Rubaiyat Dualima”.
Advertisement