Yogyakarta, Kansnews.com – Tia, seorang gadis yang memiliki trauma untuk berumah tangga. Bukan karena pernah gagal dalam rumah tangga, melainkan melihat ibunya yang sering mengalami kekerasan fisik dari suaminya. Padahal, bagi Tia, ibunya seorang penyabar dan lembut. Tambah shock lagi ketika mengetahui, ayahnya mempunyai istri muda, membuat Tia tidak mau bersapa dengan ayahnya. Baginya, ayahnya sudah mengkhianati ibunya yang setia, dan sering bertindak kasar pada ibunya. Situasi keluarganya membuat Tia ragu-ragu setiap bertemu laki-laki yang mengajaknya berumah tangga.

Penggalan cerita dalam cerpen berjudul ‘Mutiara Ibu’ karya Ninuk Retno Raras akan dibacakan Galih Prabaswara di Sastra Bulan Purnama edisi 171, Sabtu 20 Desember 2025, pkl 15.30 di Museum Sandi Jl. Faridan M Noto No.21, Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55224. Atau di utara Raminten dan Balai Bahasa Yogyakarta, atau sebelah barat SMA Stella Duce 1, Kotabaru, atau juga sebelah selatan ban-ban Gondolayu.



Buku kumpulan cerpen karya 22 penulis perempuan, yang diberi judul ‘Cerita Dari Perempuan’ akan diluncurkan di Sastra Bulan Purnama. Cerita disebut di atas merupakan salah satu cerpen dari 21 cerpen lainnya yang terkumpul dalam satu buku.

Tidak semua cerpen akan dibacakan, ada 14 cerpen dari 22 cerpen yang akan dibacakan, dan tidak dibacakan oleh penulisnya, melainkan dibacakan oleh orang lain, terutama dibacakan oleh pembaca laki-laki. Karena penulisnya semua perempuan, dan peluncuran kumpulan cerpen ini sekaligus merayakan Hari Ibu, maka para pembaca cerpen dihadirkan para laki-laki.

Cerpen karya Maria Widhy Aryani misalnya, berjudul ‘Perempuan Komor di Atas Kole-Kole’ akan dibacakan Mikhael Gibran. Cerpen Sriyannti Sastroprayitno berjudul ‘Dua Perempuan’ dibacakan Agus Suprihono, penulis sastra Jawa. Cerpen karya Lies Wijayanti SW berjudul ‘Separasi Kolektif’ dibacakan Azkia dari Komunitas Tukar Akar. Cerpen Eni Takahashi berjudul ‘Love You Forever’ dibacakan Afnan Malay, penyair dan aktivis. Cerpen Sonia Prabowo berjudul ‘Ibuku Gaia’ dibacakan Meuz Prast, seorang perupa.



Namun, ada juga cerpen yang dibacakan penulisnya sendiri, misalnya Ika Zardi Zaliha membacakan cerpen karyanya sendiri. Penulis cerpen lainnya, Labibah Zain, akan membacakan cerpen karyanya bersama dengan suaminya Aly D.Musyrifa, seorang penyair. Penulis lain karyanya akan dibacakan pembaca lain. Pendeknya, para penulis tidak membacakan karyanya sendiri, misalnya Cerpen Nia Samsihono akan dibacakan Joshua Igho, seorang penyair, cerpen Novi Indratuti dibacakan Gurat Xietakencana, cerpen Nunung Rieta dibacakan Dewi Maharani , cerpen Nani Sufiani dibacakan Pril Huseno, dan cerpen Ana Ratri dibacakan Noel Kefas.

Para penulis cerpen tidak hanya berasal dari Yogyakarta, melainkan ada yang tinggal di Jakarta, Semarang, Majalengka, Magelang, dan ada seorang penulis, Eni Lestari tinggal Kyoto, Jepang, sebagai Dosen tetap prodi Bahasa Indonesia di Universitas Tenri, Nara Jepang.

Advertisement
Previous articleDari Adam Smith ke Omnibus Law: Oligarki yang Menyandera Negara Lewat Bisnis Tambang dan Perkebunan
Next articleUGM Perkenalkan Model G2R Tetrapreneur sebagai Inovasi Gotong Royong Wirausaha untuk Menciptakan Pertumbuhan Pusat Ekonomi Baru dalam Seminar Nasional & Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI)

Tinggalkan Komentar