Puisi Anto Narasoma


di sepanjang kesenyapan,
daun-daun pun mengering,
suara pembabat hutan yang membawa cerita busuk menumbangkan kematian dalam diam

tak ada gelagat perlawanan,
karena pistol dan tajamnya kebijakan itu mati sebelum mati

ribuan batang
dan pepohonan yang terseret tumbang,
menitikkan air bah
ke sela-sela kampung

lumpur dan tanah merah yang menerbitkan serpihan tanah kuburan,
menjadi pemakaman paling panjang di dalam diam

akhirnya,
badai kemarin
seperti paket informasi
setelah kayu-kayu hutan menjadi penghuni kubur di antara emosiku

sebab,
kemarahan itu tiba dalam keheningan
yang mencabut nyawa orang-orang tak berdosa

o, kemana polisi hutan, kejaksaan, dan penegak hukum yang memiliki pistol tak berpeluru?

Palembang
1 November 2025

Advertisement
Previous articleAir Mata Sumatera
Next articleSyair Sinrili Na’ Bencana Banjir Aceh, Sumut dan Sumbar

Tinggalkan Komentar