Puisi Akbar AP*

Kalau sekarang, Dewan mau dibubarkan karena tunjangan.
Dulu, Himpunan hendak dibubarkan sebab ideologi yang saling bersebrangan.
Seakan Dewan dimanjakan dengan anggaran yang mengencingi sehingga berlumpurlah nurani.
Sedangkan Himpunan, buktinya masih semerbak mengharumkan pelosok negri dengan pengabdian.

Dualisme yang kontras!
Satunya sudah melayu tua,
Satunya lagi, selalu menyala setiap masa,
Sungguh lawakan ironi tak terperi.

Harusnya, Dewan mampu mewakili teriakan aspirasi!
Aliran dananya kuasa menambah daya darmanya.
Masa kalah dengan mereka yang masih belia dan minim biaya?
Aku menangis sekaligus tertawa sepatah demi sepatah.

Apalagi lenguh kerbau kembali mewarta.
Kabarnya ada segerombolan tikus baru lagi yang menjadi arsitek ekspedisi ke tanah suci.
Kabarnya para buaya diperluas lagi ladang perburuannya.
Padahal serigala masih berpesta hina melalapi daging-daging pajak anak negri.

Ayolah, Tuan singa palagan!
Sudahi, jangan berhenti!
Sebelum terbabati sehingga akar di ceruk bumi!
Sebelum purna doa anak negri terlangitkan.

Bogoran, 28 Agustus 2025

*)Akbar Ariantono Putra (mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) terlahir di Bantul pada 2003 silam. Sebagai tunanetra, Akbar tidak berhenti untuk menggali kelebihan di balik kekurangannya, termasuk di sastra. Kegemarannya membaca referensi sejarah, sosial, dan realita yang disajikan media menambah motivasi tersendiri dalam menumbuhkan minat menulis. Akbar dapat disapa via Instagram @akbar_arian223

Advertisement
Previous articleBadut Upacara
Next articleMengapa Aksi Rakyat Tuntut DPR Dibubarkan

Tinggalkan Komentar