Puisi Pril Huseno Juli 2024 (2)
Dua sahabat
Merangkai setia sejak belia
di SMA
Faza namanya, sahabat anak beta tertua
ini, harus catat ini dalam puisi beta
Faza memang setia,
selalu antar keluarga beta ketika
hendak bepergian ke luar kota
Ferdi anak beta, atau Fadzli adiknya,
Atau ibu negara ketika hendak pulang ke Aceh sana
via bandara
Kebaikan, memang selalu berbuah kenangan
Semalam, anak beta kasi tau
kalau Faza kritis, jantungnya kena
lemah sudah
Beta dan ibu negara, terpana
kenapa si faza, anak baik itu rupa…
‘’Sejak kecil memang ada kelainan jantung..’’
jawab anak beta.
dan dia bekerja keras sebagai pengemudi online
untuk membantu keluarga
Mungkin itu, jantungnya kena
Ooo… Faza, sudah kami anggap anak sendiri.
tadi pagi, anak beta kembali kasi tau
kalau Faza sudah tiada, tiada lagi kuat dia..
jam tujuh lebih lima
Kaget beta dan nyonya,
nyonya kasi tau beta… dengan bibir bergetar
wajah berduka
Innalillahi wainna ilaihi rojiuun
lalu kami melayat ke rumah faza, di berbah sana
wahai, ibundanya sedih, ketika kami kasi tau
faza sudah kami anggap anak sendiri,
sambil mata berlinang, si ibu negara
beta pun berdoa di depan jenazah faza
ya Allah terimalah semua amal baik dia,
ampuni segala khilaf dia, jika ada
tapi kuyakin tidak ada khilaf dia.
Lalu Ferdi yang di Jakarta,
kasi tau beta, lewat WA
bahwa dia semalam bermimpi jumpa faza,
sudah lemah dia, Ayah…
dan faza bilang kalau dia sudah ikhlas
lalu…faza dan ferdi berpelukan,
salam perpisahan
satu sahabat,
satu sudah tiada…
Beta terkesima, dahsyat itu mimpi anak beta
tanda dua sahabat sejati, saling berbagi cerita
lalu mengalir air mata…
Pril Huseno
Yogya, 10 Juli 2024