Yogyakarta, Kansnews.com – Kelompok emak-emak ‘’Aspirasi’’, suatu grup ibu-ibu kritis di Jakarta, kemarin (14/12) menyempatkan diri singgah dan menimba ilmu dari tokoh Islam paling senior di Yogyakarta H. Syukri Fadholi, ketua Forum Umat Islam (FUI) Yogya dan juga mantan Wakil Walikota Yogyakarta periode 2001-2006.
Bukan hanya sekadar kunjungan silaturahim biasa, namun lima orang emak-emak ‘’Aspirasi’’ yang dipimpin Wati Imhar Burhanuddin dengan ditemani oleh tiga jurnalis di Yogyakarta itu membawa misi yang tak main-main : Memohon restu untuk mensosialisasikan dan menggaungkan semangat ‘’Tanggal 15 Maret Sebagai Hari Anti Islamofobia Internasional’’.
Sebagaimana diketahui, Majelis Umum PBB menyetujui sebuah resolusi yang disponsori oleh 60 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan diadopsi melalui konsensus 193 anggota badan dunia pada Selasa (15/3/2022) telah menetapkan tanggal 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia (the International Day to Combat Islamophobia). Dipilihnya tanggal 15 Maret diilhami oleh peristiwa serangan teroris ‘’Islamophobic’’ kepada jamaah salat Jumat masjid Al-Noor di Cristchurch, New Zealand tahun 2019 yang menewaskan 51 orang.
Islamofobia itu sendiri adalah ketakutan, prasangka, dan kebencian terhadap Muslim yang mengarah pada provokasi, permusuhan, dan intoleransi dengan cara mengancam, melecehkan, menghasut, dan mengintimidasi Muslim, baik di dunia daring maupun luring.
Pada temu muka tersebut, Wati Imhar Burhanuddin selaku pimpinan ‘’Aspirasi’’menyampaikan niatan untuk ikut mensosialisasikan tanggal 15 Maret sebagai Hari Melawan Islamofobia di Indonesia khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
‘’Sejauh ini kami di Jakarta telah menemui berbagai tokoh masyarakat antara lain La Nyalla Mattalitti, Sufmi Dasco, Mardani Ali Sera dan banyak lagi untuk menyampaikan aspirasi masyarakat menggaungkan peringatan Hari Anti Islamofobia tersebut,’’ ucap Wati Imhar.
‘’Kami bahkan memohon agar tanggal 15 Maret diajukan sebagai hari libur nasional di Indonesia, seperti peringatan hari besar lainnya. Mengingat keputusan PBB yang menetapkan hari anti Islamofobia tersebut kami nilai amat fenomenal dan perlu direspon dengan sebaik-baiknya,’’ imbuhnya.
H.Syukri Fahdoli menyampaikan bahwa ia bersama dengan tokoh Partai Gerindra Ferry Juliantono juga telah mendeklarasikan di Yogyakarta perihal 15 Maret sebagai Hari Anti Islamofobia.
‘’Saya amat respek dengan niatan ibu-ibu Aspirasi, dan khususnya perihal hari anti Islamofobia, kami di Yogya pada sebelum Pemilu 2024 kemarin juga telah mendeklarasikan bersama Ferry Juliantono untuk menggaungkan hal itu di Yogyakarta khususnya dan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya,’’ katanya.
‘’Tetapi perlu diberikan masukan, bahwa untuk lebih menggaungkan hal ini hendaknya dilakukan dengan strategi gerakan politik melalui lobby-lobby tingkat nasional di Jakarta, agar mendapat respon yang cukup’’ papar Syukri Fadholi.
‘’Jadi perjuangannya jangan sendiri-sendiri, melainkan harus bersama-sama mengikat komitmen moral dengan parpol dan ormas-ormas Islam yang lain,’’ tambahnya lagi.
H.Syukri Fadholi juga menggarisbawahi bahwa gerakan menggaungkan tanggal 15 Maret sebagai hari anti Islamofobia di Indonesia harus lebih diperkenalkan di masyarakat. Tokoh Partai PPP Wilayah DIY tersebut juga berpesan agar gerakan harus punya ‘’cantolan ke atas dan basis massa pendukung di bawah’’.
Sebelum bertemu dengan H.Syukri Fadholi, rombongan ibu-ibu Aspirasi berkesempatan singgah dan bertukar pikiran di ‘’Narasa Resto & Coffee’’ milik seorang tokoh masyarakat Aceh di Yogyakarta Tazbir Abdullah, Ketua Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY dan mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY. (p17)
Mksh mas Pril,tulisan ini menambah semangat kami,ibu2 Aspirasi utk ttp istiqomah menggaungkan libur nasional 15Maret sebagai HARI ANTI ISLAMOPHOBIA
Sama-sama bunda Wati. Tetap semangat!