Oleh: Pril Huseno
Hendi, anak muda dua puluhan tahun asal Cikarang, pada Minggu (03/08/2025) sekira jam 11.00 WIB, tiba di kota suci Makkah.
Terlihat di laman Tiktok @hendycs17, @Adigatrik, @Omauswa, dan @AndiRohim-Lahat, Hendi tidak kuasa menahan tangis usai sujud syukur di atas perbukitan luar kota Makkah, bersama Faiz pemuda asal Malaysia dan Megi sekeluarga. Faiz dan Megi sekeluarga berkesempatan menemani perjalanan Hendi sejak dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Tak heran, Hendi menangis tersedu-sedu mengingat kebesaran Allah SWT. Betapa tidak, Ia adalah satu-satunya orang dalam sejarah, yang berhasil mewujudkan impiannya untuk sampai ke kota suci Makkah dengan berjalan kaki dari Indonesia!
Sejak awal era orde baru pada 1970an perjalanan jamaah haji Indonesia kebanyakan menggunakan kapal laut di samping pesawat. Dan seiring kemajuan teknologi penerbangan serta mengingat efisiensi waktu perjalanan, jamaah haji dari Indonesia dialihkan keberangkatannya dengan full menggunakan pesawat udara.
Dibutuhkan 265 hari atau sembilan bulan perjalanan yang ditempuh Hendi menembus sekira 27,500 kilometer dari jakarta-Cikarang ke Makkah. Ajaibnya, selama itu, Hendi tidak pernah kelelahan atau sakit satu kalipun di perjalanan. Hal itu, tentu tidak akan terjadi selain atas izin Allah SWT yang telah memperjalankan hambaNya dari Cikarang ke tanah suci Makkah al Mukarramah.
Penulis, mengikuti perjalanan religi Hendi sejak dari Singapura, Malaysia, Thailand, lalu langsung ke India – karena disarankan tidak masuk ke Myanmar yang tengah perang saudara – masuk ke Pakistan dan menyeberang ke Uni Emirat Arab sampai akhirnya masuk perbatasan Arab Saudi. Sayang, drama perjalanan Hendi selama di Pulau Sumatera lalu menyeberang ke Batam tak sempat diikuti.
Awal keberangkatan Hendi dari Cikarang, Ia ditemani oleh sahabatnya Dani, yang setuju diajaknya melaksanakan ibadah Umroh ke Makkah dengan berjalan kaki. Bagi Hendi, ongkos melaksanakan ibadah Umroh yang rata-rata Rp30an juta per orang dirasa tak akan mungkin terbayar mengingat ekonomi keluarganya yang ’’pas-pasan’’. Namun, dari pengakuan Hendi, suatu malam Ia tersentak ketika bermimpi seolah ada kekuatan Maha Dahsyat yang menyuruhnya beribadah Umroh dengan berjalan kaki sampai ke Makkah.
Hendi dan Dani dilepas dengan linangan air mata oleh segenap keluarga besar keduanya setibanya mereka di pelabuhan Merak, dan akan menyeberang ke Sumatera. Keluarga besarnya sangat khawatir, apakah perjalanan dua anak muda Cikarang tersebut akan bisa sampai di Makkah. Apalagi ditempuh dengan berjalan kaki.
Perjalanan paling berat sepertinya memang dilakoni oleh dua anak muda Cikarang tersebut selama dua bulan menjelajahi kota-kota di Sumatera. Konon pernah dua hari tidak makan, dan tidur di emperan toko. Akhirnya dengan kesabaran, kegigihan dan ketabahan luarbiasa, keduanya bisa sampai menyeberang ke Batam dan lalu masuk ke Singapura. Sayang, sahabatnya Dani kemudian kepincut wanita Singapura yang dikenalnya dan memutuskan menikahi perempuan tersebut.
Di situlah, drama perpisahan dua sahabat yang berangkat bersama sejak dari Cikarang terjadi. Dani tidak bisa lagi menemani Hendi menembus jalur Malaysia dan Thailand, meski Hendi meminta Dani untuk menunda pernikahan dengan Maya. Tapi Dani berkeras tetap memilih menikah dan meninggalkan Hendi berjuang sendiri.
Namun meskipun memendam rasa sakit di hati karena ditinggal kawan seiring sejalan, Hendi tetap teguh melanjutkan perjalanannya menembus Malaysia sampai ke Perbatasan Thailand. Hendi hanya mengingat ’’perintah’’ Allah SWT yang memberinya kekuatan lahir batin selama menembus beratnya perjuangan di pulau Sumatera sampai akhirnya bisa masuk ke Singapura dan Malaysia.
Tidak sedikit kalangan yang mengecam Hendi dan menjulukinya hanya mencari popularitas, mengada-ada dan ingin mengumpulkan cuan dari donasi. Tapi Hendi tidak perduli, di pikirannya hanya ada kebulatan tekad untuk tetap melanjutkan perjalanan jalan kakinya ke tanah Suci Makkah.
Suka dan duka di perjalanan, menambah matang pribadi Hendi. Pengalaman demi pengalaman baik senang ataupun pahit, seperti ketika ’’dikerjai’’ komplotan penjahat setibanya di India, dan sempat dicegat intelijen polisi di Pakistan, diterimanya dengan lapang dada. Bagusnya, Hendi sebagai anak muda tidak pernah lepas berdzikir dan bermunajat kepada Allah SWT.
Akhirnya, siang tadi semua perjuangan Hendi terbayar lunas. Ia menembus kota Makkah dengan langkah tegap dan akhirnya pun tidak kuasa menahan tangis karena terharu. Mengenang perjuangan dan beratnya perjalanan.
Hendi menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil melaksanakan ibadah Umroh dengan berjalan kaki dari Indonesia. Beberapa pemecah rekor juga berhasil menembus Makkah dengan bersepeda dan bersepeda motor. Namun untuk berjalan kaki, rasanya hanya Hendi yang pertamakali melakukannya.
Selamat tuk Hendi, kamu anak muda paling hebat…!!! Barakallah.
Yogyakarta, 03 Agustus 2025
