Oleh : MN Lapong – (Presedium PRRI)
Tak ada spesial dalam pelantikan presiden kali ini, yang ada rasa hambar.
Juga ada rasa malu, sebab sebagai bangsa merdeka yang dilahirkan dari karya manusia-manusia agung para pendiri bangsa yang telah menorehkan pikiran-pikiran besar di eranya, yang menjadi landasan dan fundamen dari wajah bangsa Indonesia yang sesungguhnya dirancang menjadi bangsa unggul, bangsa Indonesia Raya, dengan kapasitas pelantikan pucuk pimpinan nasional hari ini terlihat terdegradasi, sangat jauh tidak seperti yang kita harapkan sebagaimana seharusnya.
Euforia rakyat untuk menghadirkan seorang presiden ke 8 untuk menggantikan presiden ke 7 yang di nilai gagal total itu. Ternyata pelantikan Presiden ke 8 Prabowo Subianto yang keren itu, rasa-rasanya menjadi hambar dan kehilangan elan vitalnya, karena bersamaan harus dilantik pula Wapres FUFUFAFA ?!
Mungkin ada sebagian rakyat yang tidak menyoal soal terpilihnya Gibrang Rakabuming Raka jadi wapres terpilih, tapi rakyat umumnya yang tidak menyoal itu bertanya, : Apa tidak sebaiknya pelantikan Presiden dan Wapresnya waktu dan acaranya diagendakan terpisah?
Pertanyaan yang rada lucu namun dapat dimengerti kalbu dan pikiran sehat ini, tentu sekiranya pun kalau diadakan survei, dengan catatan tidak dilakukan oleh sdr. Qodari dkk. Tentunyaah… bisa ditebak bahwa hasil survei itu menghasilkan jejak pendapat yang mungkin 100 % setuju, bahwa Pelantikan Presiden dan Wapresnya dilakukan secara terpisah.
Rakyat, umumnya ingin melihat penampilan Presidennya yang terpilih itu terlihat elegant, menawan, berwibawa, sebab Presiden ke 8 Prabowo Subianto memang kereen dan cerdas, terlepas dari pro kontra masa lalu beliau yang dinilai sebagian orang bermasalah dan berbahaya !?
Sebagai orang yang mengerti konstitusi dan aturan, apalagi kebiasaan ketatanegaraan yang sudah sejak dulu berlaku seperti itu, bahwa pelantikan Presiden terpilih, dilantik bersamaan dengan wapresnya.
Ya apa boleh buat saya sebagai warga negara yang baik, pemerhati aktif Bela Negara dan Suara Rakyat, saya hanya mampu terdiam dan terpaku di sudut kamar, bingung sendiri, sebab mau mengikuti acara pelantikan Presiden ke 8 Prabowo Subianto takut perut saya mules melihat di sampingnya duduk dikursi berbeda Wapres FUFUFAFA.
Catatan atau goresan hati ini terpaksa kutulis sebagai ungkapan yang tumpah dari proses pilpres yang berlangsung unfair dari pemaksaan dinasti kekuasan presiden Jokowi, yang menjadi aib etik dan moral kira secara keseluruhan sebagai suatu bangsa yang dikenal sebagai bangsa yang berbudi luhur.
Saya akhirnya harus mengucapkan kepada Pak Prabowo Subianto. Selamat menjadi Presiden ke 8 RI Priode 2024 – 2029. Semoga mampu membenahi NKRI kembali menjadi Macan Asia, mampu mengolah sumber daya alam yang luar biasa kayanya untuk sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat dan sukses membawa perubahan besar kepada kejayaan Indonesia Raya.
Swasembada pangan-energi, swasembada ekonomi, swasembada IPTEK, penegakan hukum yang tegak lurus pada semua aspek, dan tegaknya Politik demokrasi Kerakyatan yang berdaulat kepada jatidiri bangsa Indonesia. Hanya 5 pesan Solusi ini yang mampu saya sumbangkan untuk pak Prabowo Subianto sebagai Presiden baru RI. Semoga sukses!
TAM, 20 Oktober 2024
Advertisement