Oleh : Is Pelupessy

Nama Ongko Liong hingga kini masih terucap diucapkan di kalangan warga Ambon untuk menyebut suatu tempat di negeri (desa) Batumerah, yang sekarang seputaran pertigaan antara ruko Batumerah dan menuju pusat kota Ambon. Ayah Ongko Liong sendiri adalah pengusaha terkaya di kota Ambon pada zaman Hindia Belanda. Nama Ongko sendiri acap kali kita dengar pada orang yang berketurunan Tionghoa, kata Ongko sendiri belum diketahui mempunyai arti apa?, apakah mungkin berasal dari awalan nama mereka Ong atau, dari penelusuran penulis kata Ongko mungkin berasal dari kata engku/koko yang berarti kakak dalam bahasa Tionghoa.

Tak banyak catatan sejarah yang terungkap dari eksistensi etnis Tionghoa di Maluku. Menurut Wikipedia, sumber-sumber terdahulu menyebut keberadaan orang Tionghoa tercatat sejak Dinasti Tang pada tahun 618-906. Itu gelombang pertama yang masuk ke Maluku, tetapi tidak disebutkan di kota mana. Kedatangan mereka dengan satu tujuan, yaitu pencarian rempah-rempah. Tionghoa Maluku sudah tercatat dalam tambo dinasti T’ang di negeri China (618-906) yang menyebut tentang ‘Miliku’, yaitu suatu daerah yang dipakai sebagai patokan penentuan arah ke kerajaan Holing (Kalingga) yang ada di sebelah Barat.

Menurut sumber Maluku tempo Doeloe (akun Koen Tomagola) bahwa nama Ongko Liong sendiri berasal dari anak seorang pengusaha kaya keturunan Tionghoa bernama Ong kie hong bersama istrinya Njio kiok nio yang menetap di Batumerah sekitar tahun 1908-1910.. Mereka adalah pengusaha terkaya di kota Ambon pada zaman Hindia Belanda. Sang legenda kota Ambon, Ongkoliong alias Ong Hok Liong alias H.F, sendiri adalah seorang dokter, yang dengan ilmu kesehatannya itu membuat namanya terkenal di kota Ambon, sayangnya bersama hampir semua keluarga besar Ong Kie Hong memilih kabur dan menetap di Belanda hingga akhir hayat saat kota Ambon mulai diduduki pasukan Jepang.

Di masa kini etnis Tionghoa hidup berdampingan dengan etnis lainnya dengan damai. Hubungan antara Tiongkok dan Nusantara sudah terjalin berabad-abad lamanya, bahkan sebelum negara ini berdiri, tak heran keterjalalinan selama berabad-abad itu mempengaruhi dinamika sosial dengan masyarakat Maluku sendiri, dimana dalam hidup bermasyarakat para keturunan Tionghoa itu kini banyak memakai nama fam (marga) mereka seperti halnya masyarakat Maluku, sebagai identitas bahwa mereka keturunan Tionghoa. Jangan heran di beberapa kampung bahkan kota-kota besar di Maluku anda akan menemuka fam Khow, Chan, Lau, Soo dan lainnya dengan nama lokal, Orang tua Ong Hok Liong atau lebih populer disebut Ongko Liong dan jadi nama kawasan di Batumerah itu, memiliki Firma di kota Ambon.

Tercatat Firma ini bergerak dalam usaha jual-beli hasil bumi, ekspedisi kapal laut, pergudangan, dll. Tidak ada keterangan tahun foto ini diambil [Koen Tomagola]. Masa kecil penulis yang pernah tinggal di Batumerah pernah melihat sebuah bangunan dari papan dan kayu yang diyakini sebagai bagian dari peninggalan Ongko Liong, sampai awal tahun 90 an itu bangunan tua itu masih berdiri. Dengan berkembangnya waktu ternyata nama Ongko Liong tidak tersapu zaman, hingga kini, kawasan yang berada di Batumerah itu masih disebut Ongko Liong hingga saat ini.

Kans Jawara

Tinggalkan Komentar