Oleh : Kang Iswanto
Ketika kita tidak lagi bisa memeluk anak-anak kita, yang disebabkan oleh karena keadaan, maka peluklah anak-anak kita itu di dalam hati. Rasakanlah kesulitan-kesulitannya, keluh kesahnya, senang dan susahnya, serta harapan dan cita-citanya. Itulah sebenarnya do’a yang terbaik disisi Allah untuk anak-anak kita. Sebuah kasih sayang yang tersembunyi. Anak-anak kita tidak akan tahu akan hal itu, dan orang-orang disekeliling kitapun tidak tahu. Hanya Tuhanlah yang tahu akan itu.
Terimalah keadaan diri kita pada posisi yang sendiri dan tersendiri. Tidak ada siapa-siapa. Jangan marah dan sedih bila anak-anak kita tidak mendekat sama kita, berbuat baik dan berbakti sama kita, menyayangi kita. Jangan kita gunakan ‘hak sebagai orang tua’ yang menuntut untuk berbakti. Sebab kenyataannya, hanya sedikit anak-anak yang mengerti akan hal itu. Kebanyakan anak-anak kita tidak tahu. Sebab bila hak itu digunakan, maka mereka tidak akan sanggup menanggungnya. Maka, tahankanlah beban itu. Hadapkanlah itu kepada Allah Yang Maha Pengampun. Dan pakailah sifat pengampun Allah itu, tatkala kita menghadapi kesalah kekeliruan anak kita. Agar menjadi nyata bahwa kita adalah hamba-Nya.
Ingatlah bahwa berkata ‘ah’ dan ‘cis’ saja mereka sudah kena hukum, apa lagi membantah dan menentang. Sungguh hukuman Allah itu amat berat. Maka, maafkanlah segala salah dan kelirunya mereka. Panjatkanlah do’a untuknya di setiap tarikan nafas dan berdetaknya jantung kita, agar Allah menyelamatkan mereka.
Lapangkan dada kita dengan selalu membuka pintu maaf dan salah mereka. Dan berikanlah maaf itu sebelum mereka minta maaf. Jangan sekali-kali menghukumnya di dalam hatimu atau bahkan sampai keluar melalui mulut. Agar Allah menyelematkan kita dan anak-anak kita serta keluarga kita semuanya dari ganasnya api neraka.
Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS: At-Taghabun, ayat 14 – 15).
Ingatlah anak-anak kita itu bukanlah kita, dunia mereka berbeda dengan dunia kita. Jangan jadikan mereka diri kita, sebab dunianya telah berbeda. Tak sepatutnya kita memaksakan kehendak dan keinginan kita kepadanya, sebab dunia kita telah berbeda dengan dunia mereka. Awasi dia di dalam diri kita, keluarkanlah kata-kata seperlunya saja. Sebab nyatanya, keluarnya kata-kata hanya melahirkan kesalah pahaman belaka. Dan jadinya bersalah-salahan. Inilah api neraka itu.
Al-fatihah untuk anak-anak kita dan keluarga kita semuanya.