Melengoslah
wahai aktivis
Intelektual muslim dan nasionalis
Politik ketidakadilan nestapa
Bukanlah urusanmu
Kakak-kakakmu
Orang-orang terhormat itu
Pejuang berideologi roti
Sudah menyerah
Sebagian jadi
Pemain sirkus keliling
Sisanya jadi tim sukses
musuhnya
Di zaman ini
Kau cuma perlu bernyanyi merdu
Asahlah lidahmu
Kilapkan triniti
Fir’aun Karun Samiri
Tiran Oligarki Manipulator
Tak ada onak dan Duri
di tanah tumpah darah
Perjuangan telah selesai
Bila ada yang bilang tidak begitu
Itu urusan mereka
Kita cuma perlu
Merubah mindset menjadi
A politis ekonomi kerja koeli
Jadi juragan bukan takdirmu
Mereka telah jual hak-hakmu dan
Anak cucumu di balik
Punggung
Nasib bangsa dan
masa depan rakyat sudah diteken
jadi bangsa koeli dan
Koelinya bangsa bangsa atas
Restu orang-orang pilihan
Serahkan saja mereka ahlinya
Telah jelas kejahatan dari
mulut-mulut mereka tapi
Tak ditujukan padamu
yang berjalan dengan mata tertutup
Dan telinga tersumbat seperti pesulap
Kalian cuma pelawak moderen
tak berbakat bawa perubahan
Selama kau anggap Mukidi
Sudah baik melebihi
Saudaramu seiman
Setanah air kau
Aman
Sikap kritis buang saja
Lupakanlah seperti badut
Lupakan derita
Tak ada cinta
Tak ada ukhuwah
Kalian bebas
Tetaplah belagak pilon
Mengabdilah pada perutmu sendiri
Seperti pejabat
Seperti wakil rakyat
Sholat puasa
tadabbur kitab suci bukanlah
Sarana pelatihan semesta
Dari Tuhanmu untuk Masuk barisan
Para pewaris nabi
Tapi tujuan suci
Cari pahala bak si awam petani nelayan koeli
Ketahuilah
Kebahagiaan bisa dicapai dengan
Melengos
Di yaumil mahsyar nanti hindari
Mizan
Patung Kuda, 180521
IR
—
Dari Kumpulan
Puisi Cinta ishak rafick