Jakarta, Kansnews.com – Hendrajit, dkk. kembali akan menerbitkan buah pikiran tentang kolonialisme Amerika Serikat di Asia terutama dari sudut pandang Indonesia.

Buku yang berjudul, “Neo Kolonialisme AS Di Asia, Perspektif Indonesia,” tesebut membedah secara tajam transformasi kolonialisme menjadi neokolonialisme dilihat dari perspektif Indonesia, dari penulis-penulis berlatarbelakang jurnalis yang handal, disertai dengan kemampuan analisa yang cermat. Selain Hendrajit, tercatat nama-nama Rahadi Teguh Wiratama, M. Abriyanto, Satrio Arismunandar, Agung Marsudi D.Susanto dan Dina Y. Sulaeman sebagai tim penulis.

Hendrajit, pakar geopolitik yang juga Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI) mengungkapkan bahwa Kolonialisme belum lagi mati. Hal itu menjadi kesimpulan utama dari buku yang akan terbit tersebut.

“Seluruh rakyat yang berada di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Bahkan dari belahan dunia lain merasakannya kembali sekarang. Ini kenyataannya, kolonialisme telah berubah bentuk, berubah muka, berubah praktek, berubah modus operandi dan berubah aktor-aktornya. Dan kesimpulannya tidak bisa ditawar lagi,’’ tandas Hendrajit.

Menurutnya, penjajahan gaya baru berupa neokolonialisme harus dilawan. Sebab dampaknya sangat mengerikan, jutaan rakyat di dunia menderita kelaparan. Bahkan ratusan juta lainnya masih dihantui kemiskinan.

‘’Sementara segelintir orang tetap berkuasa, menghisap keuntungan dari arus perputaran kapitalnya. Selanjutnya, surplus kapital itu masih juga diputar lagi di negara-negara miskin dan berkembang hingga sekarang,’’ imbuhnya.

Buku setebal 408 halaman tersebut diterbitkan oleh Indonesia Consulting Group dan merupakan buku kesekian dari para pemikir GFI. Sebelumnya, GFI juga sukses menerbitkan buku berjudul “Tangan-tangan Amerika’’, dan “Perang Asimetris & Skema Penjajahan Baru’’ yang banyak dijadikan referensi kalangan akademisi dan aktivis di Indonesia.

Hendrajit, yang lahir di Jakarta pada 1963 merupakan alumnus FISIPOL UNAS Jakarta, pernah tergabung di ISAFIS (Indonesian Student Association for International Studies – 1986), selain menjadi salah seorang wartawan tabloid DETIK besutan Erros Djarot. Pengalamannya sebagai wartawan dan aktivisme di ISAFIS menumbuhkan minatnya pada kajian-kajian politik, militer dan intelijen. Pernah juga bergabung sebagai peneliti pada Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (LPSI) milik mantan Mendagri Rudini. Saat ini Hendrajit kerap menjadi pembicara pada berbagai forum, terutama yang berkaitan dengan Geopolitik Strategis.

Advertisement

Tinggalkan Komentar