Oleh : Rickardo Chairat
Terkadang kita terlalu bangga hidup di tanah yang kaya
Terlalu bangga denga ragam budaya
Sampai-sampai kita lupa pada adat, bahkan agama
Kita tidak sadar bahwa kita dalam keadaan tidak bahagia, bahkan ada yang menderita
Terlena pada dogma yang disampaikan oleh para pendusta
Rela hilang harga diri demi receh yang tidak seberapa
Indak pernah maliek contoh ka nan sudah
Banyak tipu daya yang membuat resah
Entah sampai kapan terus begini
Sedangkan di sana, urang ampek jinih mengalami demensia
Lupa cara berhitung dan membaca
Hanya bisa mengumbar janji yang sudah siap untuk dipungkiri
Berhitung hanya untuk memanipulasi
Membaca hanya untuk menjaga koneksi
Oligarki kian hari makin menjadi-jadi
Dan mungkin tak lama lagi bakalan muncul permaisuri
Sejak pemikiran tidak pernah lagi diparambunkan
Demokrasi pun langsung mati suri
Aturan terus ditambah-tambah agar bisa mengunci aksi
Semua cara dilakukan demi langgengnya kekuasaan
Dahulu, alua luruih barih tarantang, sakato kito mangunjuangi (Peraturan sudah ada, tinggal melaksanakan)
Tetapi kini, alua indak samo dituruik, jalan indak samo ditampuah (Peraturan tidak lagi mutlak dilaksanakan, pandang bulu, tidak adil)
Jika semua lini sudah tidak bisa lagi diandalkan
Saatnya kembali bereaksi melalui tulisan
Memberikan ruang kepada jiwa-jiwa yang masih terjaga
Demi satu tujuan, yaitu merdeka untuk kemakmuran
Bungo, 14-06-2024
Rickardo Chairat
Advertisement
Super keren😎🙏
Super keren 😎🙏