Oleh : Netty Patryana, S.Pd.

Kalista melirik dengan sedikit takut. Sosok gadis di sampingnya membuat merinding. Ditepisnya jauh-jauh pikiran aneh yang berkelebat. Wangi melati menyeruak hebat membangunkan bulu kuduk. Bangku taman yang biasa Kalista duduki terasa dingin. Setiap sore setelah pulang dari latihan tari, ia selalu beristirahat di taman kota sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Kenikmatan duduk melepas lelah sambil menghirup aroma senja sungguh menenangkan hatinya. Melihat hiruk pikuk kendaraan di jalan utama dan orang-orang yang bergegas pulang kerja ataupun yang baru memulai hari memenuhi memorinya. Pertemuan dengan orang-orang di taman dan kejadian tak terduga kadang terekam nyata. Rekaman yang akan tersimpan sebagai harta karun jiwanya. Senja mulai beringsut berpeluk malam. Hawa lain yang terasa aneh menyelimuti pikirannya ketika matanya mencoba melihat gadis itu.

Bangku yang biasanya ia yang menguasai, kini terisi oleh gadis itu. Postur tubuhnya saat duduk terlihat meliuk indah. Bahunya tegak menopang kepalanya yang terlihat mempesona. Postur tubuh yang sering ia lihat saat menyaksikan sebuah pertunjukkan tari. Aura magis terasa. Matanya menatap lurus tepat di pohon beringin tua yang ada di sudut taman. Kedua tangannya bertautan. Erat seperti tak mau lepas. Rambutnya hitam panjang dibiarkan tergerai.

Tiba-tiba suara lembut pelan seperti nyanyian keluar dari mulutnya tanpa ia menggerakkan bibirnya. Semakin lama semakin jelas. Sebuah kidung terlontar sedikit menghentak, membuatnya terkejut yang sedari tadi duduk mematung tak berani beringsut. Tangan gadis itu mulai terbuka dan bergerak turun menjuntai sesaat, kemudian meliuk mengudara perlahan dan agak terpatah-patah. Rambutnya yang panjang mulai bergerak mengikuti irama kidung. Entah kenapa tubuh Kalista ikut berdendang. Mulai bergerak mengikuti irama tubuh gadis itu. Kalista yang biasa menari seperti sudah hapal dengan gerakannya. Sore itu ia dan gadis itu menari bersama di bawah selendang senja yang memayungi. Tarian berjiwa bercerita tentang cinta, setia, luka dan kecewa. Keringat mengucur deras mengalir melewati setiap lekukan kepuasan yang belum pernah Kalista rasakan.

Advertisement

Tinggalkan Komentar